Aktivis Muslim India Dipenjara karena Sholat di Kuil

Pendeta yang mengizinkannya sholat justru mengajukan tuntutan.

Republika/Kurnia Fakhrini
Aktivis Muslim India Dipenjara karena Sholat di Kuil.
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Seorang aktivis Muslim di India Faisal Khan dipenjara karena sholat di sebuah kuil Hindu. Ia mendapatkan dukungan dari aktivis Hindu karena Faisal Khan terkenal sebagai sosok aktivis perdamaian antaragama.

Baca Juga

Pendukung Faisal Khan mengatakan dia mengunjungi kuil di negara bagian Uttar Pradesh di India utara pada akhir Oktober, untuk mendorong kerukunan komunal selama periode ketegangan antaragama yang meningkat. Mereka juga berpendapat, setelah pertemuan yang ramah, pendeta kuil mengundang Khan dan mengizinkan Khan sholat di belakang kompleks kuil.

Beberapa hari kemudian, foto Khan dan seorang rekan yang sedang berdoa di kuil menjadi viral di media sosial. Pendeta yang sama mengajukan pengaduan ke polisi setempat dan menuduh Khan atas sejumlah tuduhan, termasuk mempromosikan permusuhan antara kelompok-kelompok agama dan mencemari tempat ibadah.

Khan ditangkap pada 2 November dan dipenjara tanpa jaminan di kota Mathura. Sunita Viswanath, seorang warga New York dan aktivis Hindu progresif meningkatkan kesadaran tentang penangkapan tersebut.

Dia menggambarkan Khan sebagai seorang aktivis yang pengabdiannya pada non-kekerasan dan persatuan antaragama mengikuti jejak pemimpin kemerdekaan India Mohandas Gandhi. "Penangkapan Khan adalah contoh lain bagaimana Hindutva, sebuah ideologi yang menopang nasionalisme Hindu, telah menghasilkan versi Hindu yang tidak saya kenali," katanya dilansir di HuffPost, Kamis (17/12).

"Sebagai seorang Hindu, saya tidak ada masalah jika seseorang, siapa pun, berdoa di dalam kuil," kata Viswanath dalam email, menunjuk ke sebuah ayat dari Bhagavad Gita, di mana dewa Hindu Sri Krishna mengatakan dia menerima persembahan yang diberikan oleh mereka yang memiliki cinta dan pengabdian di hati mereka. 

“Tidak ada keraguan dalam pikiran saya bahwa penangkapan Faisal Khan adalah karena fakta seseorang yang beragama Islam, yang mengabdikan (usahanya) untuk India yang tidak melihat perbedaan antara komunitas yang berbeda, tidak diterima di Hindutva India saat ini,” kata Viswanath.

Khan adalah seorang aktivis dari Uttar Pradesh yang berusaha menghidupkan kembali Khudai Khidmatgars, sebuah gerakan perlawanan anti-penjajah tanpa kekerasan yang muncul pada 1930-an dan memiliki hubungan dekat dengan Gandhi. Rekannya di zaman modern, yang diluncurkan pada 2011, membahas ketidaksetaraan sosial dan pendidikan di India dan dilaporkan telah menarik orang dari beragam tradisi agama.

“(Khan) lebih tertarik pada cinta dan persatuan daripada politik. Dia melihat tidak ada perbedaan antara Tuhan Muslim dan Dewa Hindu," kata Viswanath.

Khan juga duduk di dewan penasihat  Hindu untuk Hak Asasi Manusia, sebuah organisasi advokasi berbasis di AS yang didirikan Viswanath untuk mempromosikan pluralisme agama di Amerika dan India. Haimanti Roy, seorang sejarawan di Universitas Dayton, masih berhati-hati dalam membandingkan Khan dengan Gandhi dan Khudai Khidmatgar, mengingat konteks sejarah mereka yang sama sekali berbeda.

Tetapi ketika berbicara tentang hubungan Hindu-Muslim, Roy mengatakan dalam email Khan memang sangat Gandhi dalam pendekatannya. "Khan mencari harmoni komunal dan memikirkan sekularisme seperti yang akan dilakukan Gandhi, dengan pandangan ke arah kesetaraan semua agama," ujar Roy.

 

Roy yakin penahanan Khan adalah hasil dari tumbuhnya sentimen sayap kanan dan anti-Muslim di Uttar Pradesh. Otoritas negara telah menargetkan Muslim dengan tuduhan dangkal dan tidak berdasar, karena makan daging sapi dan memaksa orang untuk masuk Islam. 

Bulan lalu, legislator negara bagian menyetujui undang-undang yang bertujuan membatasi pernikahan beda agama. Kelompok hak asasi manusia telah  memperingatkan pemerintah India dalam beberapa tahun terakhir telah  menindak pada wartawan, aktivis, dan mahasiswa yang mengkritik pemerintah.

"Penangkapan Khan adalah penahanan yang tidak adil dan satu lagi contoh dari negara India yang secara agresif mengejar sesuatu yang tidak ada artinya dan paling buruk adalah masalah lokal," kata Roy.

“Menekan perbedaan pendapat dalam bentuk apa pun, bahkan tidak berbahaya (dalam pandangan saya) seperti sholat, sangat memprihatinkan,” ujarnya.

Khan mengunjungi Kuil Nand Baba Mathura pada 29 Oktober, sebagai bagian dari ziarah ke beberapa kuil Hindu. Video yang diambil oleh pendukung Khan  menunjukkan aktivis tersebut terlibat dalam dialog antaragama dengan pendeta tersebut, mengutip kitab suci Hindu dan menemukan kesamaan antara teologi Hindu dan Muslim tentang cinta. Video itu juga menunjukkan pendeta mengundang Khan untuk makan di kuil. 

Ketika Khan menyadari sudah waktunya untuk sholat, dia pamit pergi keluar. Tetapi pendeta tersebut menahannya dan mengatakan kepada Khan dia dapat berdoa di belakang kompleks kuil.

Namun beberapa hari kemudian, pendeta tersebut mengajukan pengaduan ke polisi setempat. Dia mengatakan kepada Times of India dia tidak tahu aktivis itu sholat di dalam kompleks kuil.

“Saya merasa yakin pendeta itu benar-benar tergerak oleh Faisal Khan, dan melihat dia tidak perlu pergi keluar untuk berdoa. Namun, dia pasti ditekan oleh penentang inklusivitas, orang-orang yang berpihak pada Hindutva, sampai-sampai dia sendiri yang mengajukan FIR (pengaduan polisi),” kata Viswanath.

Dewan Muslim Amerika India, Amnesti Internasional-AS, Suara Yahudi untuk Perdamaian, aktivis lintas agama Katolik India Rev. Anand Mathew, dan Rajmohan Gandhi, cucu Mohandas Gandhi, juga angkat bicara membela Khan. 

Pengkritik Khan berpendapat jamaah Hindu mungkin dilarang berdoa di masjid-masjid India. Tapi bagi Viswanath, itu tidak penting. 

"Bahkan jika tidak ada satu masjid pun di dunia yang mengizinkan peribadatan Hindu, saya tetap akan meminta agar kuil Hindu tetap dibuka untuk semua," tulisnya.

 

https://www.huffpost.com/entry/faisal-khan-india-hindu-nationalism_n_5fd3e0dac5b68256b1154050

 
Berita Terpopuler