Pengamat Sebut BSI Berpeluang Naik ke Buku IV

Menjadi buku IV harus menjadi strategi utama dan wajib dilakukan BSI.

Dok. Bahana Sekuritas
Penandatanganan Akta Penggabungan Merger 3 Bank Syariah dilakukan oleh seluruh perwakilan bank peserta penggabungan usaha yakni Direktur Utama Bank BRISyariah Ngatari, Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Hery Gunardi, dan Direktur Utama Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo, Rabu (16/12). Proses ini juga disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dan perwakilan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Rep: Lida Puspaningtyas Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Naik kelas ke Buku IV memungkinkan dilakukan Bank Syariah Indonesia (BSI) pada 2022. Pengamat Ekonomi Syariah Universitas Indonesia, Fauziah Rizki Yuniarti menyebut menjadi buku IV harus menjadi strategi utama dan wajib dilakukan nanti, dengan berbagai alternatif cara.

Baca Juga

"Selain right issue, menurut saya BSI bisa juga melakukan penyuntikan modal dari masing-masing perusahaan pemegang saham (Bank Mandiri, BNI, atau BRI) atau tarik investor asing," katanya pada Republika.co.id, Rabu (16/12).

Menurutnya, tahun 2021 kemungkinan akan menjadi masa yang cukup sulit karena masa transisi, ditambah dengan kondisi ekonomi yang masih belum pulih dampak dari pandemi Covid-19. Sehingga tahun 2022 harus dimanfaatkan dengan baik oleh BSI.

Ekonomi di tahun 2022 diperkirakan sudah akan mulai kembali pulih, ditambah Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan G20. Dampak dari event internasional untuk negara tuan rumah G20 ini biasanya tergolong besar.

"Indonesia harus manfaatkan itu dengan mengedepankan ekonomi syariah," katanya.

BSI yang telah berusia satu tahun dengan berbagai perbaikan bisa memanfaatkan kesempatan. Khususnya dalam menarik investor asing, terutama investor Timur Tengah until terus kuatkan permodalan.

 

 
Berita Terpopuler