Pakar Sebut China Bakal Memperluas Impor Ketimbang Ekspor  

Hal itu dilakukan untuk keseimbangan barang yang masuk dan keluar.

ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Wakil Ketua China Center for International Economic Exchange Huang Qifan mengatakan China tidak akan lagi memperluas ekspor di bidang perdagangan, tetapi juga akan memperluas impor. Hal itu dilakukan untuk keseimbangan antara barang yang masuk dengan barang yang keluar.
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Wakil Ketua China Center for International Economic Exchange Huang Qifan mengatakan China tidak akan lagi memperluas ekspor di bidang perdagangan, tetapi juga akan memperluas impor. Hal itu dilakukan untuk keseimbangan antara barang yang masuk dengan barang yang keluar.

"Ini tidak hanya akan membantu China untuk mengambil inisiatif dalam putaran baru negosiasi ekonomi dan perdagangan, tetapi juga membantu mempromosikan internasionalisasi yuan," kata Huang Qifan dilansir Reuters, Ahad (15/11).

Presiden Xi Jinping awal bulan ini mengatakan bahwa China akan mengimpor barang senilai lebih dari 22 triliun dolar AS pada dekade berikutnya, dan negara itu mempercepat pembukaannya di tengah pandemi virus corona saat ini.

Huang menjelaskan, negara pengekspor besar mungkin "tidak kuat secara ekonomi", karena produk ekspor mereka bisa padat karya atau diproses menggunakan bahan mentah impor.

"Namun, negara pengimpor besar umumnya kuat karena mata uang mereka digunakan secara langsung dalam penyelesaian transaksi," katanya.

Ekspor China sebagian besar tetap tangguh di tengah terjangan pandemi global Covid-19. Ini karena adanya permintaan yang kuat untuk keperluan medis dan berkurangnya kapasitas manufaktur di tempat lain menguntungkannya.

Pertumbuhan ekspornya tumbuh pada laju tercepat dalam 19 bulan di bulan Oktober. Sementara impor juga naik tetapi lebih lambat dari perkiraan analis.

 
Berita Terpopuler