Malaysia Izinkan Tiga Orang Satu Mobil

Sebelumnya, Malaysia hanya mengizinkan dua orang untuk mencegah penularan Covid-19.

Antara/Agus Setiawan
[Foto ilustrasi suasana Jalan Sultan Ismail Kuala Lumpur, Malaysia] Pemerintah Malaysia mengizinkan tiga orang menaiki satu mobil pribadi dari rumah yang sama. Sebelumnya, Malaysia hanya mengizinkan dua orang saja untuk mencegah penularan Covid-19.
Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia mengizinkan tiga orang menaiki satu mobil pribadi dari rumah yang sama. Sebelumnya, Malaysia hanya mengizinkan dua orang saja untuk mencegah penularan Covid-19.

Baca Juga

"Setelah berunding sidang khusus hari ini membuat ketetapan untuk memperbolehkan tiga orang dari rumah yang sama dalam satu kendaraan mulai Jumat (13/11) ini," ujar Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri Yakoob di Putrajaya, Jumat (13/11).

Ia mengatakan keputusan tersebut juga untuk memudahkan pihak kepolisian membuat penegakan aturan dan selaras dengan jumlah yang dibenarkan bagi kendaraan taksi dan e-hailing. Sebelumnya, sempat muncul reaksi dari masyarakat terkait dengan keputusan hanya memperbolehkan dua orang dalam mobil pribadi.

Saat ini, polisi melakukan "road block" atau menghentikan kendaraan pada sejumlah ruas jalan yang ditentukan untuk mengurangi mobilitas warga. 

Pada kesempatan yang sama, Ismail Sabri mengatakan hingga 12 November 2020 dunia telah mencatat 51.251.715 kasus positif Covid-19 secara global dengan 1.270.830 kasus kematian. Malaysia telah mencatat 42.872 kasus positif Covid-19 atau 0,08 persen dibandingkan dengan jumlah kasus positif global, dengan 302 kasus kematian atau 0,02 persen dibandingkan dengan kematian global.

"Di Inggris yang jumlah penduduknya dua kali lipat dari Malaysia, sebanyak 1.290.195 kasus positif telah dicatat di negara ini dengan 50.928 kematian," katanya.

Dia mengatakan angka-angka tersebut menunjukkan bahwa jumlah kasus di negara ini dapat dikawal dan strategi kesehatan yang dilaksanakan pemerintah telah menampakkan keberhasilan. "Namun kita tidak boleh lengah. Wabah ini masih berada dalam komunitas kita. Selagi tidak ada vaksin, kita perlu senantiasa waspada," katanya.

 
Berita Terpopuler