Universitas Oxford Segera Buka Hasil Uji Vaksin Covid-19

Hasil uji coba Oxford bisa jadi kabar baik bagi pengembangan vaksin secara umum.

Republika
Vaksin Covid-19 (ilustrasi). Universitas Oxford bersama raksasa farmasi AstraZeneca segera membuka hasil uji coba vaksin Covid-19 yang telah mereka lakukan.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Data uji coba vaksin Covid-19 yang dikembangkan tim Universitas Oxford bersama raksasa farmasi AstraZeneca mungkin tersedia dalam beberapa pekan lagi. AstraZeneca diduga berkejaran dengan Pfizer dalam pembuatan vaksin Covid-19.

Baca Juga

Kabar itu muncul setelah perusahaan obat AS Pfizer mengumumkan uji coba vaksin Covid-19 yang dikembangkan bersama BioNTech Jerman mencapai tingkat keberhasilan hampir 90 persen. Kabar baik bagi Pfizer ini membuka jalan untuk perizinan dan distribusi. 

Para ahli mengatakan pengumuman Pfizer telah meningkatkan harapan lusinan vaksin potensial lainnya yang saat ini sedang diujicobakan dapat segera memberikan hasil positif yang serupa. 

"Data dari analisis sementara pertama kami juga kemungkinan besar akan tersedia dalam waktu dekat. Maksud saya adalah beberapa minggu lagi, bukan berbulan-bulan," kata pemimpin tim vaksin Oxford Sir John Bell dilansir dari Arab News pada Jumat (13/11).

Pemimpin vaksin Covid-19 lanjutan yang dikembangkan tim di Imperial College London, Robin Shattock optimistis dengan hasil penelitian Oxford. Ia mengatakan, dengan dukungan data, maka ini tidak hanya merupakan terobosan potensial untuk Pfizer dan BioNTech, tetapi juga untuk vaksin secara umum

"Mudah-mudahan ini adalah yang pertama dari banyak kandidat vaksin yang terlihat bekerja. Ini titik terang yang signifikan di ujung terowongan pencarian vaksin," ujar Shattock.

Sementara itu, Wakil Kepala Petugas Medis pemerintahan Inggris Jonathan Van-Tam meyakini para peneliti di Oxford dapat membawa titik terang vaksin Covid-19.

"Ini adalah pencapaian yang sangat besar. Lebih penting lagi, ini adalah kabar baik bagi banyak vaksin yang akan datang," ucap Jonathan Van-Tam.

 

 
Berita Terpopuler