Turki Larang Merokok di Tempat Umum untuk Perlambat Covid-19

Banyak orang melepaskan masker ketika merokok sehingga berpotensi penularan Covid-19

AP
Turki larang warganya merokok di tempat umum (Ilustrasi)
Rep: Dwina Agustin Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki memutuskan melarang warganya merokok di tempat-tempat umum yang ramai, Rabu (11/11). Upaya yang akan berlaku sejak Rabu itu untuk memperlambat lonjakan pasien virus corona baru-baru ini di negara tersebut.

Baca Juga

Dalam pemberitahuan skala nasional, Kementerian Dalam Negeri Turki mengatakan, larangan merokok untuk memastikan warga mematuhi aturan memakai masker pelindung dengan benar di depan umum. Banyak orang melepaskan masker ketika merokok.

"Untuk memastikan pemakaian masker setiap saat dan dengan benar, mulai 12 November 2020, larangan merokok akan diberlakukan di sejumlah tempat,  seperti jalan dan jalan di mana warga sedang atau bisa berdesakan, alun-alun, dan perhentian transportasi umum yang diperlukan," kata kementerian itu.

Kasus virus corona harian di Turki baru-baru ini melonjak dengan 2.693 pasien diidentifikasi pada Rabu. Ankara hanya melaporkan jumlah yang menunjukkan gejala dan tidak menghitung warga yang terkena Covid-19 tetapi tidak memiliki gejala.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Fahrettin Koca, mengimbau warga untuk sepenuhnya mematuhi aturan pemakaian masker dan jarak sosial. “Saya hanya meminta Anda untuk melakukan apa yang Anda bisa. Tidak lebih,” tulisnya di Twitter.

Awal pekan ini, karantina wilayah diterapkan pada warga lanjut usia diberlakukan di beberapa provinsi, termasuk ibu kota Ankara dan kota terbesarnya Istanbul. Aturan itu melarang warga berusia di atas 65 tahun berada di luar antara pukul 10.00 hingga 16.00.

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan pekan lalu bahwa semua bisnis, termasuk restoran, kafe, kolam renang, dan bioskop, akan tutup pada pukul 22.00. Meski pemberlakukan pembatasan di luar ruangan, Kementerian Kesehatan melaporkan, lebih dari 400.000 orang telah terinfeksi Covid-19 di Turki dan 11.145 meninggal.

 
Berita Terpopuler