Biden Sebut Trump Memalukan karena tak Mau Mengaku Kalah

Trump terus merasa menang pemilu dan mengajukan gugatan kecurangan pemilu

AP/Carolyn Kaster
Presiden terpilih Joe Biden berbicara pada hari Senin, 9 November 2020, di teater The Queen di Wilmington, Del., Saat Wakil Presiden terpilih Kamala Harris mendengarkan.
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden terpilih Joe Biden menyebut penolakan Presiden Donald Trump dalam mengakui kekalahannya pada pemilu sebagai "memalukan" dan menyebut sengketa itu tak penting.

"Saya hanya menganggap ini memalukan, jujur saja," kata Biden ketika ditanya apa pandangan dia terhadap keengganan Trump untuk mengakui kalah pemilu 3 November.

"Bagaimana saya bisa mengatakan hal ini secara bijaksana? Saya pikir hal ini tidak akan membantu yang diwariskan presiden," kata Biden kepada wartawan di kota kelahirannya Wilmington, Delaware.

Satu pekan setelah pemilu AS, Trump tetap bungkam di Gedung Putih. Ia terus merasa menang pemilu dan mengajukan gugatan kecurangan pemilu yang sejauh ini tidak didukung bukti yang kuat.

Biden umumnya mengabaikan Trump. "Fakta mereka tak mau mengakui kami menang untuk saat ini adalah tidak banyak mempengaruhi perencanaan kami," kata Biden seperti dikutip AFP.

Dalam rangkaian pembicaraan terakhirnya dengan para pemimpin dunia, Biden sudah berbicara dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Perdana Menteri Irlandia Micheal Martin.

Ketika ditanya apa pesan dia kepada mereka, Biden menjawab, "Saya beri tahu mereka bahwa Amerika sudah kembali. Kami akan kembali ke permainan. Bukan Amerika seorang".

Trump masih bersikukuh menang. Pada Selasa dia mencuit, "KITA AKAN MENANG!", menunjuk kepada gugatan hukumnya yang ternyata tidak berhasil. "PERHATIKAN KECURANGAN PENGHITUNGAN SUARA BESAR-BESARAN".

Baca Juga

 
Berita Terpopuler