Iran Aktifkan Kebijakan Pembatasan Baru

Sebanyak 43 kota di Iran berada dalam situasi kritis Covid-19

EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Orang Iran mengenakan masker wajah pergi berbelanja di sekitar bazaar besar di Teheran, Iran. Sebanyak 43 kota di Iran berada dalam situasi kritis Covid-19. Ilustrasi.
Rep: Rizky Surya Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Sima Sadat Lari mengatakan kebijakan pembatasan aktivitas akan diberlakukan secara serius di 43 kota mulai Senin (26/10). Ke-43 kota itu berada dalam situasi kritis Covid-19.

Dilansir IRNA pada Ahad, (25/10) Sadat menyebut pembatasan akan diperpanjang sepekan lagi jika perlu. Sadat merujuk pada perintah Presiden Hassan Rouhani tentang perlunya memberlakukan pembatasan di 43 kota. Ia mengatakan pembatasan ini akan diberlakukan mulai 26 Oktober.

Sadat menambahkan hanya setengah dari pegawai pemerintah yang harus bekerja di Teheran. Sedangkan sisanya melakukan pekerjaan mereka secara daring. Ia berharap kebijakan pembatasan baru akan membantu menghentikan wabah virus corona.

Sebelumnya pada Jumat (23/10), Sadat menyebut ada sekitar 335 orang telah meninggal karena penyakit virus corona (Covid-19) selama 24 jam terakhir. Sebanyak 6.134 kasus baru infeksi Covid-19 ditemukan selama 24 jam terakhir, sekitar 2.214 di antaranya telah dirawat di rumah sakit.

Kemenkes Iran mendata total 556.891 warga telah dipastikan terinfeksi Covid-19. Dari jumlah itu, sekitar 446.685 di antaranya telah pulih atau pulang dari rumah sakit.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler