Lima Adab Membaca Alquran

Alquran nantinya akan menjadi salah satu pemberi syafaat bagi pembacanya.

AP /Amr Nabil
Lima Adab Membaca Alquran. Ilustrasi Membaca Alquran
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW menyebut Alquran nantinya akan menjadi salah satu pemberi syafaat bagi para pembacanya. Membaca Alquran bahkan disebut Nabi dapat membersihkan hati yang kotor bagi siapa pun yang mau membacanya.

Baca Juga

Namun, bagaimana agar semua hikmah dan manfaat membaca Alquran tersebut bisa didapatkan? Berikut lima adab membaca Alquran sesuai tuntunan Allah SWT dan Rasul-Nya dalam Minhajul Muslim.

Membacanya dalam kondisi terbaik

Seorang Muslim dianjurkan untuk membaca Alquran dalam kondisi sempurna, yakni dengan bersuci terlebih dahulu (berwudhu), lebih utama menghadap kiblat serta duduk dengan penuh tata krama dan tenang.

Membacanya dengan tartil

Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Sesungguhnya yang menamatkan bacaan Alquran kurang dari tiga malam, maka dia tidak akan bisa paham," (HR. Tirmidzi).

Berdasarkan hadist tersebut, hendaknya setiap Muslim tidak membaca Alquran dengan terburu-buru. Bahkan membaca cepat sehingga bisa khatam Alquran dalam kurun waktu tiga hari. Hal ini karena terburu-buru dalam membaca Alquran akan mengurangi kekhusyukan membaca dan tidak dapat memahami kandungannya.

 

Membacanya dengan khusyuk hingga menampakkan kesedihan

Rasulullah bersabda yang artinya: "Bacalah Alquran dan menangislah, jik kalian tidak bisa menangis maka buat-buatlah seperti kalian menangis," (HR. Ibnu Majah).

Sabda Nabi tersebut menganjurkan agar umat Islam menghayati kandungan Alquran. Bahkan dianjurkan untuk menangis saat meresapi isi Alquran.

Memperindah suara ketika membaca Alquran

Rasulullah bersabda yang artinya: "Hiasilah Alquran dengan suara kalian,"(HR. Ibnu Majah).

Saat membaca Alquran setiap muslim disunnahkan untuk memperindah setiap bacaan. Hal ini juga sebagai upaya membaca Alquran dengan perlahan dan menghayati tiap kalimatnya.

Membaca Alquran (ilustrasi) - (republika)

Membacanya dengan suara lembut 

Rasulullah bersabda: "Orang yang membaca Alquran dengan keras seperti orang yang bersedekah dengan terang-terangan," (HR. Sunan Abi Dawud).

Seperti diketahui, sedekah sebisa mungkin dilakukan secara sembunyi-sembunyi, kecuali ada faidah tertentu yang diinginkan. Begitu juga membaca Alquran, baiknya dilakukan tidak dengan sembunyi-sembunyi kecuali ada faidah tertentu yang ingin didapatkan.

 

Mengeraskan bacaan dibolehkan jika bacaan kita tidak mengganggu siapa pun, dan juga ketika tidak khawatir akan terjatuh dalam riya (ingin dilihat untuk dapat pujian) dan sum'ah (ingin didengar untuk dapat pujian). 

 
Berita Terpopuler