Kesedihan Fatimah Hingga Menyusul Rasulullah

Fatimah sangat berduka atas kepergian ayah tercinta.

AP/Scanpix Norwegia, Rune Stoltz Bertinussen
Kesedihan Fatimah Hingga Menyusul Rasulullah
Rep: Rossi Handayani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putri Nabi Muhammad SAW, Fatimah, termasuk orang yang sangat terpukul atas kepergian Rasulullah. Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, perpisahan dengan ayah tercinta menyisakan duka yang amat dalam baginya. Hal itu menyebabkan kondisi kesehatannya kian hari kian menurun.

Baca Juga

Bahkan menurut penuturan Ibnu Katsir, Fatimah tidak pernah lagi tertawa setelah kepergian beliau. Kesehatannya semakin menurun karena selalu dirundung kesedihan dan kerinduan kepada beliau (Al Bidayah wan Nihayah).

Beberapa hari menjelang wafatnya, Fatimah yang kala itu sedang sakit ditemani oleh Asma binti Umais al-Khats'amiyah, istri Abu Bakar ash-Shiddiq sekaligus Sahabiat mulia. Asma menjadi teman diskusi menyenangkan baginya. Tidak jarang ia memberikan saran kepada Fatimah.

Ummu Ja'far mengisahkan, suatu hari Fatimah berkata kepada Asma binti Umais, "Sebenarnya aku kurang suka dengan pengurusan terhadap jenazah wanita selama ini. Ketika dibawa, lekuk tubuhnya masih terlihat meskipun sudah ditutupi kain."

Mendengar gerutu Fatimah, Asma berkata, "Wahai putri Rasulullah, maukah aku beritahukan bagaimana penduduk Habasyah mengurusi jenazah wanita? Aku pernah melihatnya sendiri."

Asma kemudian meminta beberapa pelepah kurma basah lalu menyusunnya (sebagai penutup keranda) dan menutupinya dengan kain. Melihat itu, Fatimah berkata: "Sungguh bagus apa yang kamu lakukan ini! Jika aku meninggal nanti, hendaklah kamu dan Ali yang memandikanku. Tidak boleh seorang pun melihat jenazahku (selain kalian)".

 

 

Pada hari Fatimah meninggal dunia, Aisyah datang untuk melihat jenazahnya, namun Asma melarangnya: "Janganlah engkau masuk!" Tidak terima dengan larangan itu, Aisyah lantas mengadu kepada ayahnya, Abu Bakar. Aisyah berkata "Wanita al-Khats'amiyah itu melarangku melihat jenazah putri Rasulullah. Ia juga membuat sesuatu seperti tandu pengantin untuk (mengusung jenazah) Fatimah."

Maka Abu Bakar datang ke rumah Fatimah. Sambil berdiri di depan pintu, dia berkata, "Hai Asma, mengapa kamu menghalangi istri-istri Nabi untuk melihat jenazah putri beliau? Mengapa pula kamu membuat sesuatu seperti tandu pengantin untuknya?"

"Fatimah yang menyuruhku agar tidak mengizinkan seorang pun masuk melihat jenazahnya," jawab Asma. "Tentang tandu itu, aku sudah memperlihatkannya kepada Fatimah sewaktu ia masih hidup, dan ia menyuruhku agar membuatkannya untuknya."

Mendengar penjelasan Asma, Abu Bakar berkata, "Kalau begitu, lakukanlah apa yang diperintahkannya kepadamu." Setelah itu, Abu Bakar pergi (As-Sunan al-Kubra).

Ibnu Abdul Bar menuturkan, "Fatimah adalah Muslimah pertama yang jenazahnya dibawa dengan keranda berpenutup seperti itu. Setelah dia, yakni Zainab binti Jahsy" (Al-Isti'ab).

 

 

 
Berita Terpopuler