Adab di Tempat Pemandian

Di dalam pemandian terdapat tugas-tugas yang sunnah dan wajib.

Wikipedia
Adab di Tempat Pemandian. Pemandian Sultan Amir Ahmad di Kashan, Iran.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidaklah apa-apa untuk masuk ke tempat pemandian. Para sahabat Rasulullah SAW masuk ke tempat-tempat pemandian Syam dan sebagian mereka berkata, "Sebaik-baik rumah adalah rumah pemandian; menyucikan badan dan menyucikan orang banyak." Peristiwa ini diriwayatkan dari Abu ad-Darda' ra dan Abu Ayyub al-Anshari ra.

Baca Juga

Tetapi, sebagian mereka juga berkata, "Seburuk-buruk rumah adalah rumah pemandian; menampakkan aurat dan menghilangkan malu." Perkataan ini mengungkapkan bahayanya. Sedangkan perkataan sebelumnya mengungkapkan faedahnya, dan tidaklah apa-apa untuk mengambil faedahnya sambil menghindari bahayanya.

Tetapi, di dalam kamar mandi terdapat tugas-tugas yang sunnah dan wajib. Orang yang mandi mempunyai dua kewajiban terhadap aurat pribadi dan dua kewajiban terhadap aurat orang lain.

Adapun dua kewajiban terhadap aurat pribadi adalah menjaganya dari pandangan orang lain dan menjaganya dari sentuhan orang lain. Karena itu, bukankah seseorang (lebih baik) menjalankan urusan aurat dan membersihkan kotorannya dengan tangan sendiri? Dan melarang tukang gosok untuk menyentuh paha serta area antara pusar dan bagian bawah perut tempat tumbuh rambut.

Sedangkan dua kewajiban terhadap aurat orang lain yaitu menutup penglihatannya terhadap aurat orang lain dan menahan tersingkapnya aurat orang lain, karena usaha menahan tersingkapnya aurat itu wajib. Dan ia wajib mengingatkan itu serta tidak boleh menjelek-jelekkan.

Imam Al-Ghazali dalam Saripati Ihya Ulumiddin mengatakan sunnah mandi, antara lain niat. Niat itu, yaitu tidak masuk ke pemandian untuk maksud dunia dan tidak mencampurnya dengan tujuan hawa nafsu.

 

 

Hendaklah ia memaksudkan mandi sebagai pembersihan yang disukai dan penghiasan diri untuk sholat. Ia juga mendahulukan kaki kirinya ketika masuk, tidak tergesa-gesa memasuki ruang panas hingga ia berkeringat lebih dulu, serta tidak banyak-banyak menuang air melainkan sekadar kebutuhannya.

Ia dibolehkan menuang banyak air sesuai dengan situasi dan kondisi, apalagi seandainya tukang pemandian mengetahui keluhannya, terutama air panas karena air panas membutuhkan perbekalan dan kelelahan. Ia juga mengambil pelajaran tentang panasnya neraka dengan panasnya pemandian dan membayangkan dirinya terkurung dalam ruang panas selama beberapa saat dan mengqiyaskannya dengan Neraka Jahanam.

Sesungguhnya ruang panas adalah ruang paling serupa dengan Neraka Jahanam; api di bawahnya dan kegelapan di atasnya. Kita berlindung kepada Allah dari hal itu. Tidaklah apa-apa ia menjabat tangan orang yang masuk dan berkata, "Semoga Allah melindungimu."

Tidak apa-apa juga orang lain menggosokkan dan menyentuh langsung punggungnya serta kepala dan kedua tangan-kakinya. Kemudian, manakala telah keluar dari kamar mandi, ia bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla atas nikmat ini. Dimakruhkan menurut ilmu kedokteran untuk menuang air dingin pada kepala ketika keluar.

Begitu pula meminum air dingin. Dimakruhkan bagi perempuan untuk masuk ke tempat pemandian kecuali karena darurat dengan mengenakan kain penutup badan yang panjang.

 

 

 
Berita Terpopuler