Sinovac Ingin Pasok Lebih Banyak Vaksin ke Amerika Selatan

Sinovac berencana menyediakan produk setengah jadi kepada mitranya di Amerika Selatan

EPAEPA-EFE/WU HONG
Kandidat vaksin COVID-19 Sinovac, CoronaVac ditampilkan di Sinovac Biotech selama kunjungan media yang diselenggarakan pemerintah di Beijing, China, 24 September 2020. Sinovac adalah pembuat vaksin China yang mengembangkan kandidat vaksin COVID-19 yang disebut CoronaVac.
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sinovac Biotech berharap dapat memasok vaksin COVID-19 buatannya ke lebih banyak negara Amerika Selatan. Perusahaan itu mengalihkan beberapa prosedur manufaktur ke mitranya di Brasil.

Para perusahaan global pembuat vaksin, seperti Sinovac dan Astra Zeneca, telah bermitra dengan Brasil untuk melakukan pengujian tahap akhir calon vaksin mereka di negara terbesar Amerika Selatan itu. Negara itu sedang bergelut sebagai negara ketiga di dunia yang memiliki jumlah tertinggi kasus corona.

Menurut Kepala Eksekutif Sinovac Yin Weidong, Kamis (24/9), perusahaan itu berencana menyediakan produk setengah jadi kepada mitranya, Instituto Butantan. Mitra akan melakukan pengisian dan pengemasan serta memasok barang jadi ke negara-negara Amerika Selatan lainnya.

China memasukkan kandidat vaksin buatan Sinovac, CoronaVac, dalam program penggunaan darurat di China yang diluncurkan pada Juli. Namun, pengujian tahap akhir di luar negeri belum selesai sehingga menimbulkan kekhawatiran di antara para ahli soal keamanan vaksin tersebut.

Negara bagian Brasil, Sao Paulo, juga kemungkinan akan mulai mengimunisasi penduduknya dengan vaksin Sinovac pada pertengahan Desember. Teknisnya kini sedang menunggu izin dari regulator.

Yin mengatakan perusahaannya bersedia berkolaborasi dan berbagi data dengan negara lain tentang penggunaan darurat vaksin jika mereka membutuhkan program semacam itu. Ia juga mengatakan Sinovac sedang berada dalam pembicaraan dengan sejumlah negara, antara lain Chile, untuk melakukan studi klinis Tahap 3.

"Berbagai negara memiliki opsi mereka sendiri tentang otorisasi penggunaan darurat," kata Yin, yang menambahkan bahwa dia tidak tahu apakah mereka akan mengikuti langkah China.

Kandidat vaksin lain yang dikembangkan oleh anak perusahaan dari China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) yang didukung negara, mendapatkan persetujuan penggunaan darurat minggu lalu di Uni Emirat Arab, tempat vaksin itu masih diuji.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler