Filantropi Lahirkan Generasi Pemimpin Bangsa

Para mustahik penerima manfaat akan dilengkapi dengan program pemberdayaan masyarakat

YBM BRI
Peserta program Bright Scholarshirp YBM BRI
Rep: Imas Damayanti Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, Razin Hilmy Baihaqi sudah setahun menjadi peserta program beasiswa YBM BRI Bright Scholarship.  Sebagai peserta beasiswa, mahasiswa fakultas teknik ini masuk dalam asrama untuk mendapatkan pembinaan.

Di sana, Razin mengaku mendapatkan banyak pengetahuan tentang pemberdayaan dan kemahasiswaan. Program ini pun mengasah kemampuan Razin sebagai pemimpin. Tidak heran jika dia menjadi ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undip 2020.

“Di sini ada program-program pembinaan rutin ya, seperti riset, sosial masyarakat, serta kemahasiswaan dan pembinaan keislaman. Mengapa saya bisa jadi presiden mahasiswa? Saya rasa juga ada pengaruhnya dari program di asrama yang mengarahkan saya untuk fokus pada kemahasiswaan,” kata dia saat berbincang dengan Republika, Rabu (9/9).

General Manager Yayasan Baitul Maal (YBM) BRI Dwi Iqbal Noviawan mengatakan, program Bright Scholarship sudah masuk angkatan kelima. “Kami ambil bagian untuk memberikan beasiswa yang fokusnya berikan beasiswa yang menyasar ke leadership,” kata dia.

Berdasarkan catatannya, terdapat 6.470 penerima manfaat yang mengikuti program Beasiswa Pendidikan YBM BRI hingga 2020. Jumlah ini tersebar di sejumlah wilayah Indonesia, antara lain, Aceh, Padang, Palembang, Medan, Pekanbaru, Lampung, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, Semarang, Banjarmasin, Manado, Surabaya, Makassar, Denpasar, hingga Jayapura.

Adapun komposisi penerima manfaat di lingkup perguruan tinggi mencapai 927 mahasiswa. Menariknya, dari jumlah tersebut, sebanyak 69,5 persen merupakan  penghafal  Alquran 1-3 juz, 21,7 persen memiliki hafalan 4-10 juz, 3,4 persen memiliki hafalan sebanyak 11-20 juz, dan 5,5 persen memiliki hafalan sebanyak 21-30 juz.

Menurut dia, program beasiswa yang menyasar pada aspek pengembangan diri ini melihat bagaimana para lulusan perguruan tinggi sangat membutuhkan kemampuan soft skill. Sedangkan, kata dia, aspek soft skill tersebut berkaitan erat dengan kepemimpinan yang mengakar.“Akhirnya kami berikhtiar waktu itu untuk memberikan beasiswa yang memang arah dan fokusnya ke arah ini,” kata dia.

Jika sebelumnya program beasiswa umumnya menyasar pada pembinaan di aspek keagamaan, akademis, dan keorganisasian, beda halnya yang dilakukan dengan YBM BRI. Misalnya, kata dia, para mustahik penerima manfaat akan dilengkapi dengan program pemberdayaan masyarakat dalam konteks ekonomi.

Program beasiswa dengan rasa berbeda diselenggarakan Laznas BSMU. Direktur Filantropi Laznas BSMU Fauzi Indrianto menyebutkan, pihaknya memiliki program Islamic Sociopreneur Development Program (ISDP). “Sebelum beasiswa ini diadakan, kan kita memang sudah punya program beasiswa. Cuma masih beasiswa yang pada umumnyalah, lalu kita kepikiran untuk membuat beasiswa yang unik yang berkaitan dengan sektor ekonomi,” ujar dia.

Berasal dari lingkup perbankan, kata dia, membuat Laznas BSMU mengelola program beasiswa ISDP sejak 2017 lalu. Program itu diharapkan dapat menjadikan para mustahik untuk bisa memberdayakan masyarakat dalam lingkup perbankan.“Mereka bisa mendapatkan materi tentang usaha dan memberikan pendampingan kepada masyarakat. Ini //output//-nya,” kata dia.

Berdasarkan catatannya, hingga September 2020 terdapat 130 penerima manfaat yang diikutsertakan dalam program ini. Peserta program berasal dari beragam kampus atau perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia. Di sisi lain, saat ini, kata dia, program Sociopreneur yang diadakan oleh ISDP baru memasuki tahap pemula. Dalam program lanjutan, dia menjelaskan, akan ada program pemberian modal, pemberdayaan pengelolaan keuangan, dan sebagainya. “Kita ingin suatu saat mereka bisa menjadi nasabah. Nah, kita bantu di situ tuh," ujar dia.

 
Berita Terpopuler