Jakob Oetama Koma Selama 4 Hari Sebelum Meninggal

Jacob Oetama akan disemayamkan di Gedung Kompas Gramedia

Foto: Arsip Kompas Gramedia
Jakob Oetama.
Rep: Febryan A Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama, meninggal dunia pada Rabu (9/9) pukul 13.05 WIB di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta. Sebelum wafat, almarhum mengalami koma selama empat hari atau sejak Ahad (6/9) sore.

Baca Juga

"Bapak sebelumnya sudah mengalami koma atau kritis sejak Minggu sore. Rupanya Allah lebih senang memanggil beliau sehingga akhirnya pukul 13.05 ini Bapak berpulang ke pangkuan ilahi," kata Direktur Komunikasi Kompas Gramedia Rusdi dikutip dari siaran langsung Kompas TV, Rabu (9/9).

Rusdi mengatakan, setelah dibersihkan dan dimandikan di rumah sakit, jenazah almarhum akan disemayamkan di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta.

"Ini untuk memberikan kesempatan relasi, karyawan, keluarga karyawan, dan rekan-rekan yang sudah purnakarya yang sama-sama berjuang membangun dari Intisari, Harian Kompas, sampai sekarang. Diberikan kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir untuk bapak," ujar Rusdi.

Jenazah almarhum, kata Rusdi, akan dimakamkan besok Kamis (10/9) di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Sebab, Jakob Oetama adalah pemegang penghargaan Mahaputera.

Jakob Oetama merupakan jurnalis senior Indonesia yang dikenal sebagai pendiri dan pemilik Kompas Gramedia Group. Pria kelahiran 27 September 1931 itu mengawali karier jurnalisnya pada 1956 sebagai redaktur majalah mingguan Penabur.

Pada 1963, dia menerbitkan majalah Intisari bersama rekannya, PK Ojong. Mereka berdua lalu mendirikan Harian Kompas pada 28 Juni 1965.

 
Berita Terpopuler