Tiga Sosok Sahabat Wanita yang Hijrah dari Makkah ke Madinah

Banyak juga sahabat wanita yang ikut berjuang menghadapi rintangan hijrah ke Madinah.

Mgrol120
Tiga Sosok Sahabat Wanita yang Hijrah dari Makkah ke Madinah
Rep: Rossi Handayani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun baru Islam menandai hijrah komunitas Muslim yang pertama. Mereka terus berjuang untuk menjaga agama islam.

Baca Juga

Namun terkait dengan hijrah, sebagian besar berkaitan dengan sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dari kalangan pria. Mereka banyak mendapatkan tempat di hati umat Muslim di dunia.

Pada kenyataannya, banyak juga sahabat wanita yang ikut berjuang menghadapi rintangan, untuk pergi dari Makkah ke Madinah, berikut beberapa ulasan tentang mereka dilansir dari laman About Islam, Jumat (21/8):

Asma Radhiyallahu Anha Binti Abu Bakar

Putri Abu Bakar, Asma termasuk di antara teman-teman yang perjalanannya ke Madinah penuh bahaya. Saat meninggalkan Makkah, dia menghadapi pertentangan besar.  

Selama waktu ini, dia dikenal sebagai Zat an-Nitaqayn (yang memiliki ikat pinggang). Panggilan disebut setelah dia merobek ikat pinggangnya untuk membantu membawa makanan, dan perbekalan kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, dan Abu Bakar Radhiyallahu Anhu saat mereka bersembunyi di gua Thawr.

Membawa persediaan Nabi dan ayahnya di gua merupakan tugas yang berbahaya bagi Asma. Tidak hanya jalan setapak yang berbahaya, dia mendaki saat hamil. Jika dia ketahuan sedang memasok makanan, maka Asma akan mempertaruhkan nyawanya. 

Seorang pemimpin di antara mereka yang ingin membunuh Nabi, Abu Jahal. Dia mulai curiga Asma merupakan kaki tangan dalam menyembunyikan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Untuk itu Abu Jahal mendekatinya, dan memaksanya memberitahu keberadaan ayahnya dan Nabi bersembunyi.

Akan tetapi Asma menghadapi amukan Abu Jahal dengan sikap diam yang berani. Begitu Abu Jahal menyadari omelannya tidak menggerakkan Asma untuk menyatakan lokasi mereka yang bersembunyi, maka ia menampar Asma yang sedang hamil dengan begitu kuat.

Abu Jahal melakukan hal tersebut hingga hingga kalung Asma lepas. Setelah Asma akhirnya sampai di Madinah, ia pun melahirkan anak pertama dari komunitas Muslim di Madinah.

 

 

Ummu Salamah Radhiyallahu Anha

Ummu Salamah radhiyallahu anha termasuk di antara para sahabat yang bermigrasi ke Abyssinia dan Madinah. Dia meninggalkan rumah dan keluarganya dua kali untuk mencari kebebasan beragama.

Bagi Ummu Salamah, Migrasi ke Abyssinia berarti meninggalkan rumahnya dan melepaskan ikatan tradisional garis keturunan dan menghormati sesuatu yang baru, mengejar kesenangan dan pahala dari Allah. Setelah kembali dari Abyssinia ke rumahnya di Makkah, ia melihat keadaan tidak membaik seperti yang dipikirkan oleh para imigran ke Abyssinia. Dia dan keluarganya berangkat lagi untuk meninggalkan segalanya dan bermigrasi ke Madinah.

Akan tetapi suami dan anak-anaknya mendapat tentangan dari keluarganya. Setelah berhari-hari berduka atas kejadian itu, keluarganya mengasihani dia dan mengembalikan putranya.

Salah satu jalur jalan yang menjadi rute hijrah Rasullah Muhammad ke Madinah. Lokasinya terpencil di tengah padang pasir dan bukit berbatu. - (Google.com)

Dia pun ingin menyatukan kembali seluruh keluarganya di tanah baru, tanah harapan, jauh dari penindasan Makkah. Ummu Salamah bertekad melakukan perjalanan berbahaya ke Madinah.

Bepergian melalui gurun di zamannya membutuhkan waktu dan begitu berbahaya. Tapi tetap saja dia dengan berani berangkat untuk bepergian sendirian dengan anaknya ke Madinah dengan percaya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala saja. Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala memberinya keamanan ketika dia bertemu dengan Utsman bin Talhah Abdari dalam perjalanannya. Utsman dengan hormat menemaninya selama perjalanan.

 

 

Aisyah Radhiyallahu Anha

Aisyah radhiyallahu anha merupakan salah satu anak pertama yang lahir dalam komunitas Muslim di Makkah. Karena itu, ia masih muda saat berlangsungnya hijrah ke Madinah.

Akan tetapi meskipun usianya masih muda, dia tidak hanya melakukan perjalanan yang berbahaya. Dia juga menceritakan banyak hal yang terjadi di sekitarnya sebelum, selama, dan setelah migrasi sehingga umat dapat mengetahui seperti apa migrasi itu sekarang.

Salah satu riwayat hijrah menunjukkan kepada umat seberapa dekat dengan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan ayahnya, Abu Bakar Radhiyallahu Anhu dulu. Dia ingat ketika ayahnya bertanya kepada Nabi siapa yang akan menemaninya di gua untuk menghindari upaya pembunuhan, Abu Bakar berteriak kegirangan ketika Nabi mengatakan kepadanya itu adalah dia.

Ilustrasi Padang Pasir - (Pixabay)

Aisyah radhiyallahu anha memberitahu umat tindakan apa yang diambil Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, dan Abu Bakar ketika tiba saatnya meninggalkan gua ke Madinah. Begitu mereka memasuki Madinah, Aisyah meriwayatkan semua yang dia lihat. Dia mendokumentasikan betapa berbahayanya hidup bahkan setelah perjalanan itu berakhir.

Para wanita penting ini berhijrah dan menghadapi banyak kesulitan dari migrasi. Hal ini memberi umat gambaran sekilas tentang kehidupan para sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, dan pengorbanan mereka untuk melindungi, serta mewariskan agama Islam.

 

 

 
Berita Terpopuler