Simulasi Protokol Covid-19 Diuji Coba di Wisata Arung Jeram

Protokol kesehatan sudah disimulasikan di Citarik Sukabumi.

Antara/Budi Candra Setya
Wisatawan berpetualang arung jeram mengarungi sungai X Badeng di Songgon, Banyuwangi,Jawa Timur, Jumat (8/2/2019).
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong penerapan protokol kesehatan dalam wisata arung jeram. Direktur Promosi Wisata Minat Khusus Kemenparekraf, Adella Raung, menjelaskan, Kemenparekraf berkerja sama dengan Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) dan pelaku pariwisata arung jeram telah menyusun protokol panduan pelaksanaan atau kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian alam berkelanjutan (CHSE) untuk wisata arung jeram.

"Protokol ini sudah disimulasikan di Citarik Sukabumi pada 17 – 18 Agustus 2020," kata Adella dalam keterangan resminya, Rabu (19/8).

Adella menjelaskan, dengan penerapan simulasi protokol CHSE ini, diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada wisatawan untuk beraktivitas wisata minat khusus arung jeram. Dengan begitu, penyebaran Covid-19 pada sektor pariwisata, khususnya wisata arung jeram dapat diminimalkan.

Beberapa protokol kesehatan yang disyaratkan dalan wisata arung jeram misalnya perahu dengan tiga thwart (penyangga di perahu) hanya boleh membawa empat wisatawan plus pemandu, dengan thwart belakang dikosongkan. Penempatan peserta diatur sedemikian dengan memperhatikan jarak aman di dalam perahu.

Sebelumnya, Kemenparekraf bekerja sama dengan Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) memberikan bantuan perlengkapan aktivitas wisata Arung Jeram kepada operator arung jeram di seluruh Indonesia. Hal ini untuk mendukung persiapan Aktivitas Wisata Minat Khusus pada masa adaptasi kebiasaan baru.

Bantuan perlengkapan, kata Adella, sebagai dukungan untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, sekaligus memberdayakan pelaku UMKM.

"Dukungan ini untuk membangkitkan kembali semangat para pelaku pariwisata yang terdampak pandemi agar bisa kembali membangun pariwisata Indonesia di masa adaptasi kebiasaan baru," ujarnya.

Adella menjelaskan, program bantuan perlengkapan aktivitas wisata minat khusus ini sebenarnya juga tidak hanya diperuntukkan bagi wisata arung jeram, namun Kemenparekraf juga memberikan bantuan serupa pada wisata pengamatan burung (birdwatching) dan wisata pendakian gunung.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler