Warga Arab Saudi Kenang Haji di Tengah Kekecewaan Pandemi

Warga Arab Saudi juga menantikan bisa menunaikan haji.

Saudi Ministry of Media via AP Photo
Warga Arab Saudi Kenang Haji di Tengah Kekecewaan Pandemi. Hajar Aswad yang terletak di sudut timur Kabah disiapkan sebelum jamaah haji mulai melakukan thawaf di Masjidil Haram.
Rep: Kiki Sakinah Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Pandemi virus corona (Covid-19) telah menyebabkan penundaan dan pembatalan keberangkatan haji dari seluruh dunia. Situasi tersebut telah menimbulkan kekecewaan besar bagi banyak umat Muslim.

Baca Juga

Di antara calon jamaah tersebut, banyak Muslim yang telah menabung dan merencanakan haji selama bertahun-tahun. Mereka terpaksa melewatkan momentum mendapatkan pengalaman haji sekali seumur hidup tahun ini.

Di tengah situasi pandemi ini, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengumumkan pada Juni lalu tetap menyelenggarakan haji, tetapi dengan sangat membatasi jumlah jamaah. Hal demikian ditetapkan demi menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat dari seluruh dunia.

Tahun ini, hanya warga Arab Saudi dan ekspatriat (warga asing) yang sudah tinggal di Arab Saudi yang diizinkan ambil bagian dalam pelaksanaan ibadah haji. Jumlah jamaah di tempat-tempat kegiatan juga akan dibatasi hanya beberapa ribu. Dari jumlah yang diizinkan, 70 persen kuota bagi ekspatriat dan 30 persen bagi warga Arab Saudi.

Karena ketentuan itu pula, banyak warga Saudi yang telah cukup beruntung melakukan haji berkali-kali tidak akan dapat melakukannya pada tahun ini. Meski demikian, rasa syukur tetap diungkapkan oleh sejumlah warga Arab Saudi yang pernah memiliki kesempatan berhaji berkali-kali.

Seorang penulis Arab Saudi dengan gelar master dalam tafsir ilmiah Alquran, Wafa Shaheen, mengungkapkan ia sangat bersyukur kepada Allah dan merasa senang karena memiliki kesempatan menunaikan haji sebanyak 22 kali dalam hidupnya. Karena itu, dia tidak merasa kecewa dengan berita haji tahun ini.

Dia mengatakan, membatasi jumlah jamaah adalah tindakan pencegahan yang masuk akal dan langkah yang disambut baik untuk melindungi kesehatan masyarakat. "Karena saya tahu ada banyak cara memanfaatkan waktu spiritual yang berharga tahun ini. Ibadah dan perbuatan baik dapat dilakukan di mana saja jika hati ada bersama Tuhan," ungkap Shaheen, dilansir di Arab News, Selasa (28/7).

Kenangan tentang haji juga diungkapkan oleh Abdulrahman Abdulkhaliq, warga Arab Saudi yang bekerja sebagai insinyur kimia. Ia secara sukarela membantu jamaah selama lebih dari 10 tahun. Dia mengatakan, haji adalah salah satu kegiatan yang paling menarik yang dia ikuti dan nantikan setiap tahun.

 

 

"Saya tidak bisa membayangkan musim haji ini akan berlalu dan saya tidak akan berada di sana. Haji tahun ini adalah sebuah tantangan dan kami akan belajar banyak darinya untuk musim haji mendatang," kata Abdulkhaliq.

Praktisi kesehatan Afnan Al-Sulami telah bekerja sebagai organisator sukarela untuk banyak kampanye dan perusahaan haji. Dia mengaku sedih lantaran musim haji tahun ini dikurangi jumlahnya. Namun, bagaimana pun, dia bersyukur untuk keenam kalinya dia berpartisipasi dalam penyelenggaraan haji.

"Saya mencapai kesuksesan yang mengesankan di bidang ini dan menerima banyak sertifikat ucapan terima kasih, baik dalam pengawasan umum atau bantuan. Berpartisipasi dalam haji telah mengajarkan saya banyak hal dan saya sangat bersyukur atas keputusan pemerintah bijak," kata Al-Sulami.

Pembatasan haji tahun ini juga berarti kekecewaan bagi lebih dari 4.000 petugas pemandu haji Arab Saudi yang biasanya secara sukarela membantu orang-orang selama haji. Pemandu perintis Mubarak Al-Dosari mengatakan ia telah bekerja selama lebih dari 40 tahun sebagai pemandu dalam penyelenggaraan haji.

Seorang pria membakar dupa ketika daerah di sekitar Kabah dalam menyambut jamaah haji di Makkah, Arab Saudi, Ahad malam, 26 Juli, 2020. - (Saudi Ministry of Media via AP Photo)

Dia bertugas membimbing, melayani dan membantu jamaah. Dia sendiri telah melakukan haji tujuh kali dalam hidupnya.

Meskipun pemandu Arab Saudi mungkin tidak dapat berpartisipasi dalam musim haji tahun ini, namun ia mengungkapkan tidak bisa melupakan perasaan bahagia yang tak terlukiskan ketika melayani dan membimbing jamaah yang hilang (tersesat) selama haji. "Melihat senyum di bibir jamaah yang hilang/tersesat, atau senyum seorang anak yang kehilangan orang tuanya, atau orang sakit yang telah diselamatkan oleh tim kami yang luar biasa, sungguh tak ternilai harganya," ujarnya.

Al-Dosari pun menilai keputusan Kerajaan Arab Saudi dibuat untuk memenuhi ketentuan jarak sosial dan tindakan pencegahan guna memastikan keselamatan orang-orang dan melindung umat Islam di Kerajaan. Tahun lalu, Otoritas Umum Saudi untuk Statistik menyebutkan Arab Saudi menampung sebanyak 2.489.406 jamaah haji. Dari jumlah tersebut, 1.855.027 berasal dari negara lain dan 634.379 dari dalam Kerajaan. 

https://www.arabnews.com/node/1711006/saudi-arabia

 

 
Berita Terpopuler