Tokoh Turki di Jerman Kritik Konversi Haghia Sophia

Tokoh tersebut menilai perubahan status Hagia Sophia sebenarnya merugikan Turki.

AP Photo/Emrah Gurel
Tokoh Turki di Jerman Kritik Konversi Haghia Sophia. Orang-orang mengunjungi era Bizantium Hagia Sophia, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO dan salah satu tempat wisata utama Istanbul di distrik bersejarah Sultanahmet di Istanbul, Kamis, 25 Juni 2020. Dewan Negara Turki, pengadilan administratif tertinggi negara itu diharapkan Jumat, 10 Juli 2020, untuk mengeluarkan putusan tentang petisi yang meminta keputusan 1934 yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum dibatalkan.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Perwakilan Komunitas Turki di Jerman, Gökay Sofuoglu mengkritik konversi Haghia Sophia menjadi Masjid. Tindakan itu dipandang merusak citra Turki sebagai negara toleran dan sekuler.

Baca Juga

Sofuoglu menilai kebijakan konversi itu sebenarnya malah merugikan Turki. Ia menyalahkan Presiden Recep Tayyip Erdogan atas keputusan kontroversial tersebut.

"Haghia Sophia adalah situs warisan dunia dan simbol kedamaian antar agama. Tentu sebuah keputusan yang salah mengubahnya jadi Masjid," kata Sofuoglu dilansir dari Redaktions Netzwerk Deutschland (RND), Senin (13/7).

Erdogan telah mengumumkan konversi Haghia Sophia lewat tayangan televisi. Ia tak menghiraukan kritik dunia dan kelompok sekuler Turki.

"Turki akan dianggap sebagai negara yang tak bisa mengurus warisan sejarah semacam itu," ujar Sofuoglu.

Haghia Sophia dibangun pada 534 masehi oleh raja Roma untuk menjadi gereja terbesar sepanjang sejarah. Lalu Haghia Sophia diubah menjadi masjid pada 1453 setelah penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Ottoman Mehmed II. Haghia Sophia sempat dijadikan museum pada 1935 sebelum kembali jadi masjid pada 2020.

Hingga saat ini, Haghia Sophia merupakan destinasi unggulan Turki. Wisatawan asing kerap mengunjunginya guna memenuhi rasa penasaran akan bangunan sarat sejarah itu. 

 

 
Berita Terpopuler