Menlu Retno Desak Negara tak Batasi Ekspor Produk Medis

Hampir separuh negara di dunia masih memberlakukan pelarangan ekspor produk medis.

Antara/Wahyu Putro A.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memberikan pernyataan pers terkait larangan masuk sementara bagi warga negara asing ke Indonesia di Kantor Kementerian Luar Negeri Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Rep: Kamran Dikarma Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendesak semua negara tak menerapkan larangan atau pembatasan ekspor terhadap produk medis. Menurutnya, kerja sama internasional diperlukan untuk menangani pandemi Covid-19. 

Baca Juga

“Indonesia mendesak semua negara memfasilitasi pergerakan lunak barang-barang penting, seperti peralatan medis dan obat-obatan, serta menahan diri dari menerapkan pembatasan perdagangan yang kurang penting,” kata Retno saat berpartisipasi dalam webinar yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Jumat (8/5). 

Retno menyebut saat ini hampir separuh negara di dunia masih memberlakukan pelarangan ekspor untuk produk medis. “Ini bukan waktunya bagi kita untuk egois. Kita saling membutuhkan,” ujarnya.

Dia mengatakan Indonesia menyambut bantuan untuk menangani kekurangan suplai medis. Di sisi lain, Indonesia juga siap membantu negara lain.

Menurut Retno, Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Korea Selatan untuk memproduksi alat pelindung diri. Pada kesempatan itu, dia turut mengungkapkan bahwa Indonesia senang dapat membantu serta mendukung sembilan negara, 10 organisasi internasional, 82 entitas lembaga swadaya masyarakat. Dukungan yang diberikan berupa masker dan rapid test kit.

Retno pun kembali menekankan tentang pentingnya  akses vaksin Covid-19 dengan harga terjangkau. Hal ini telah disampaikan Presiden Joko Widodo saat berpartisipasi dalam KTT Gerakan Non-Blok. 

“Saya secara personal juga menyampaikan pesan ini, termasuk di ASEAN-U.S. Ministerial Meeting dan Covid-19 International Coordination Group Meeting. Kita harus memastikan bahwa sistem menguntungkan kita semua, tidak hanya menguntungkan kelompok tertentu,” ujar Retno.

 
Berita Terpopuler