Minim APD, Perawat Kenya Tolak Rawat Pasien Suspek Corona

Tanpa APD, perawat Kenya melarikan diri saat pasien bergejala Covid-19 ke rumah sakit

www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi).
Rep: Kamran Dikarma Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI — Perawat di Nairobi, Kenya, menolak merawat pasien yang menunjukkan gejala virus corona Covid-19. Itu merupakan bentuk protes karena pemerintah belum memberikan pelatihan dan alat pelindung diri (APD) yang cukup kepada mereka.

Baca Juga

Aksi serupa dilakukan di kota Kakamega dan Kilifi. Menurut Sekretaris Jenderal Persatuan Perawat Nasional Kenya Seth Panyako, para perawat di kedua kota tersebut melarikan diri saat pasien dengan gejala Covid-19 datang ke rumah sakit tempat mereka bekerja.

Hal itu telah berlangsung selama dua pekan terakhir. Pekan lalu perawat di Nairobi’s Mbagathi County Hospital juga telah melakukan aksi protes karena kurangnya peralatan pelindung diri dan pelatihan. Mereka cemas tertular Covid-19 dan akhirnya menginfeksi keluarganya masing-masing.

“Pemerintah tidak menganggapnya serius ketika petugas kesehatan melarikan diri. Pesan saya yang jelas kepada pemerintah, berikan mereka (para perawat) alat pelindung yang mereka butuhkan,” ujar Panyako pada Kamis (26/3).

Persatuan Perawat Nasional Kenya memiliki 30 ribu anggota. Menurut Panyako, dari jumlah itu, hanya 1.200 perawat yang memperoleh pelatihan tentang cara melindungi diri ketika merawat pasien Covid-19.

Juru bicara Pemerintah Kenya Cyrus Oguna mengatakan akan memeriksa laporan tentang minimnya pelatihan dan suplai alat pelindung diri bagi para perawat di negaranya. Kenya telah melaporkan 28 kasus Covid-19 dengan satu kematian. 

 
Berita Terpopuler