Isra Mi’raj Nbai Muhammad SAW Menurut Syekh Al-Palimbani

Risalah Lathifah Fi bayan Isra’ Wal Mi’raj Syaikh Abdu al-Shamad al-Falimbani.

MGIT03
Ilustrasi Isra Miraj(MGIT03)
Red: Muhammad Subarkah

Oleh: Muhammad Daud Bengkulah & Ali Makhrus el Madyuni, Filolog dan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Soal Isra Mi’raj  ternyata menjadi kajuan ulama yang menjadi Imam Masjidil Haram asal Palembang yang hidup pada sekitar tahun 1900-an, Syekh Abdul Shamad al Falimbani. Ulama ini ternyata menuis kitab yang bertajuk: Risalah Lathifah Fi bayan Isra’ Wal Mi’raj Syaikh Abdu al-Shamad al-Falimbani.

Konten naskah kibag tersebut sebetulnya bersumber dari QS al-Isra’: 1 yang artinya, “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari masjidilharam ke Masjidil Aqsha, yang telah kami berkahi sekelilingnya, untuk kami perlihatkan kepadannya sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Dari epistemologi, Isra’ Mi’raj merupakan dua gabungan dari kata “Isra’” dan “Mi’raj” yang bermaksud proses perjalanan dan naiknya Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT. Isra’ secara Bahasa bermakna “perjalanan” di malam hari, sementara menurut istilah adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjid al-Haram menuju Masjid al-Aqsha di Jerussalem.

Sedangkan “Mi’raj” secara bahasa bermakna “tangga”, dan secara istilah bermakna perjalanan Nabi dari Bumi menuju langit tujuh hingga sampai Sidratul Muntaha.

Isra’ dan Mi’raj , sejak kelahirannya, merupakan salah satu pristiwa kontroversial dalam sejarah peradaban Islam. Sehingga, dalam perkembangganya, Isra Mi'raj  menjadi salh satu persoalan teologis bagi umat Islam awal (generasi al-sabiqun al-awwalun).

Selain itu Isra Mi'raj merupakan momentum  krusial bagi pengikut Nabi sekaligus fit and propher test kepercayaan dan komitmen umat kepada pemimpinnya, bahkan dicap kafir atau keluar dari barisan umat Islam. Tapi sebaliknya, bagi mereka yang yakin dan meyakini tentang kenabian, Muhammad SAW, maka mereka berhak menyandang sebagai persatuan umat Islam.

Pada mulannya, Isra’ ialah merupakan kisah tentang perjalanan malam Nabi dari Masjid al-Haram Makkah ke Masjid al-Aqsha Palestina. Sementara Mikraj adalah proses Nabi Muhammad SAW naik dari Masjid al-Aqsha menuju Sidrat al-Muntaha, sebuah tempat yang  tidak dapat dijangkau oleh manusia biasa. Dengan situasi kemajuan manusia masa lalu, hal ini memicu berbagai perdebatan dan  perselisihan di antara umat, baik internal maupun eksternal Islam. Berkat IM, umat Islam mendapatkan mandat langit untuk menjalankan sholat lima waktu sehari semalam, sebagai wujud kebaktian dan kesetiaan kepada Tuhan, Penguasa Semesta.

                                 ****

Secara umum Isra adalah perjalanan malam hari dari Mekkah ke Baitil Maqdis (Palestina) dan Mi’raj adalah naik ke langit sampai ke langit ketujuh dan bahkan sampai ke tempat yang lebih tinggi yaitu Sidrotul Muntaha dan Mustawa. Isra dan Mi’raj dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw  ditemani Malaikat Jibril setahun sebelum beliau hijrah dari Mekkah ke Madinah yaitu pada tanggal 27 Rajab (621 M).  para ulama tafsir berbeda pendapat dalam memandang perjalanan Rasullah ini apakah dengan ruh dan jasad ataukah dengan ruhnya saja.

Diantara ulama yang sepakat bahwa Rasullah Isra Mi’raj dengan ruh dan jasad/fisik  adalah diantaranya, Pertama.  Abu Jafar bin Jarir At-Thabari (wafat 310 H.) Ia berpendapat bahwa, Allah memperjalankan hamba-Nya Nabi Muhammad Saw  dari masjid Al-Haram ke mesjid Al-Aqsha seperti yang dinyatakan dalam ayat ini. Juga dalam banyak hadits, bahwa Allah memperjalankan beliau dengan kendaraan Buraq.  Ia sembahyang di situ dengan para nabi dan rasul, lalu Allah memperlihatkan apa yang dapat dilihatnya malam itu.

Kedua, ‘Alaudin ‘Ali bin Muhammad Al-Khazin berkata yang hak, yang dipegang oleh ulama salaf, ulama khalaf, ahli-ahli fiqih, ahli hadits dan ahli ushuluddin, bahwa Nabi Muhammad Saw. dibawa oleh Allah malam hari dengan ruh dan tubuh, karena perkataan “’abdihi”  itu meliputi tubuh dan ruh, apalagi kalau memperhatikan hadits-hadits yang sahih yang bertalian dengan isra dan mi’raj ini.

Ketiga, Abu Muhammad Husein Al-Faraa’ yang terkenal dengan kitabnya yang bernama Tafsir Al-Baghawi (wafat tahun 516 H);  dan menurut pendapat yang bayak (jumhur) dalam kalangan umat islam, bahwa nabi Muhammad Saw., melakukan perjalanan isra dan mi’raj dengan ruh dan tubuh beliau. Hadits yang shahih banyak yang mengatakan hal itu.

Keempat, Sulaiman bin Umar Al-‘Ujaili, yang terkenal dengan tafsir Jamal mengatakan “Bi’abdihi artinya dengan tubuh dan ruh menurut pendapat-pendapat yang mu’tamad (yang dapat dijadikan sandaran) demikian guru-guru kami mengatakan. kelima. Imam Abul Barakat Abdullah bin Ahmad bin Mahmud pengarang kitab tafsir yang terkenal dengan nama tafsir Nasafi mengatakan “dan mi’raj itu terjadi satu tahun sebelum hijrah dalam keadaan yaqdzah ( terbangun/ mata terbuka/tidak dalam keadaan tidur).

Menurut pendapat yang shakih (muktamad) bahwa Nabi Muhammad melakukan isra’ adalah dengan ruh, jasad dan dalam keadaan bangun dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsa. Menurut pendapat pembesar ulama salaf (ulama generasi sahabat dan tabi’in) dan kaum muslimin, bahwasanya Nabi Muhammad Isra’ dengan ruh dan jasadnya dalam keadaan jaga. Inilah perkataan yang benar (haq), yaitu perkataan Ibnu Abbas, Jabir, Anas, Huzaifah, Umar, Dlahak, Sa’id bin Jabir, Qatadah, Ibnul Musayab, Ibnu Syihab, Ibnu Zaed, Hasan, Ibrahim, Masruq, Mujahid, Ikrimah, Ibnu Juraij. Demikian perkataan Thabari, Ibnu Hanbal, jamaah terbesar dari kaum muslimin. Inilah perkataan mayoritas ulama Mutaakhirin dari fuqoha, muhaditsin mutakallimin dan mufassirin.

 

Sebenarnya Al-Falimbani tidak terlalu rinci menjelaskan perbedan pandangan para ulama tentang jasad atau ruh, tetapi ia menjelaskan bahwa sebelum Rasulallah Isra Mi’raj, terlebih dahulu di sucikan dengan cara dibersihkan hatinya oleh malaikat Jibril. Setelah itu barulah nabi di perjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa kemudian naik ke langit.

Disamping itu Al-Falimbani merincikan tempat-tempat yang dijumpai oleh baginda Rasullah disaat perjalanan Isra antara lain:

a. Diperintahkan sholat dua rakaat didekat pohon khirman yang terletak dinegeri Madinah.

b. Diperintahkan sholat dua rakaat di negeri madyan yaitu tempat nabi Musa mendengar firman Allah

c. Singgah dibukit Tursina yaitu tempat Nabi Musa berkata-kata dengan Allah dan shalat dua rakaat.

d. Singgah di Baitlehem dan sholat dua rakaat yaitu tempat dilahirkannya Nabi Isa As.

Selepas dari sini Sang Nabi Muhammad ketemu Jin Ifrit yang membawa bara api sehingga Nabi diajarkan oleh Malaikat jibril doa untuk membakar Jin Ifrit.

e.  Singgah disuatu desa penduduknya sedang memanen padi yang subur. Menurut penjelasan jibril merekalah orang jihad dijalan allah sehingga pahalanya berlipat-lipat.

f.  Singgah ditempat yang sangat harum semerbak. Menurut penjelasan Jibril itu adalah bau wangi dari Siti Masyitah.

g. Melihat orang yang disiksa tiada henti. Menurut penjelasan jibril itu adalah umat Muhammad yang meninggalkan shalat.

h.  Singgah disuatu tempat penduduknya hanya berpakaian yang menuruti kemaluannya saja dan disiksa dengan siksaan yang pedih dengan disuruh makan duri yang rasanya sangat pahit. Mereka adalah orang-orang yang sungkan bayar zakat.

i.  Singgah disuatu kaum yang memakan daging yang busuk padahal ada yang segar dan baik. Mereka adalah orang yang selingkuh

j.  Melihat laki-laki yang sedang berenang dengan memasukkan batu yang besar dimulutnya. Mereka adalah orang yang memakan harta riba

k.  Melihat seseorang yang memotong lidah dan mulutnya sendiri mereka adalah pemabuk.

Saat Nabi miraj Ia melihat langit yang sangat indah dengan berbagai lapis dari yang berlapis perak sampai berlapir emas.

Menurut alfalimbani langit ada 10 tingkatan. Kedelapan itu kursi, tingkat yang kesembilan itu suara lauhul mahfudz dan kesepuluh aras.

Langit pertama bernama pintu hafazhoh dan ada padanya itu malaikat yang bernama isma’il ialah yang menunggu pintu langit yang pertama. Langit itu dari pada emas dan tempat diam malaikat itu daripada hawa tiada ia menaik ke langit dunia sekali-sekali dan tiada ia turun ke bumi sekali-sekali melainkan ketika wafat rasulullah saw. Kala Rasullah Saw wafat malaikat turun saat itu beberapa malaikat karena ia membesarkan akan rasulullah Sw. Dan pada hadapan malaikat yang menunggu pintu langit yang pertama itu terdapat tujuh puluh ribu malaikat yang punya tentara. Pada tiap-tiap tentara malaikat terdapat seratus ribu malaikat.

Dilangit yang pertama ini Rasullah bertemu Nabi Adam .Di langit yang dua memliki gerbang berupa batu yang besar berwarna putih lalu Rasullah bertemu dengan Nabi Isa dan Yahya yang duduk diatas kursi emas.

Di langit yang ketiga memliki gerbang berupa besi dan bertemu dengan Nabiyullah Yusuf Alaihi As-salam. Di langit yang keempat memliki gerbang berupa tembaga dan bertemu Nabi Idris.  Di langit yang kelima memliki gerbang berupa perak dan bertemu Nabi Harun dan disekelilingnya bani Israil. Di langit yang keenam memliki gerbang berupa emas dan bertemu nabi Musa yang tinggi pendiriannya, berbulu  dan merah kulitnya serta kuat.

Di langit yang ketujuh ini memiliki gerbang yang terbuat dari manikam yang merah dan bertemu dengan Nabi Ibrahim yang duduk diatas kursi yang terbuat dari permata hijau dibelakangnya Baitul Makmur. Kemudia nabi naik ke langgit yang kedelapan, namun tidak ada tempat miraj lagi. Disana Ia ketemu dengan kursi

 
Berita Terpopuler