Hubei Terapkan Sistem Pemantauan Kesehatan

Hubei akan terapkan sistem 'kode kesehatan' atau pemantauan berbasis ponsel

AP Photo/Arek Rataj
Warga bermasker berjalan di pusat Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Hubei akan terapkan sistem 'kode kesehatan' atau pemantauan berbasis ponsel.(AP Photo/Arek Rataj)
Rep: Rizky Jaramaya Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Provinsi Hubei, China akan menerapkan sistem 'kode kesehatan' atau pemantauan berbasis telepon seluler (ponsel). Pemerintah setempat menyatakan langkah ini bertujuan untuk mendorong dimulainya kembali aktivitas masyarakat setelah diisolasi akibat virus corona.

Sebelumnya, media pemerintah melaporkan bahwa Hubei yang menjadi pusat wabah virus corona sedang mencari cara agar dapat menekan risiko penyebaran virus di tengah kembalinya aktivitas warga. Jumlah kasus virus corona di provinsi tersebut mulai menurun dalam beberapa waktu terakhir.

Selama tiga hari terakhir telah terjadi nol penularan lokal, kecuali di Hubei yang melaporkan hanya 19 kasus baru pada Selasa. Jumlah ini menjadi angka terendah sejak data mulai dikumpulkan pada 21 Januari. Sebanyak 17 kasus berada di Wuhan, sementara dua lainnya berasal dari luar negeri.

Sebelumnya, Wuhan memprediksi penurunan kasus baru virus corona bisa mencapai angka nol pada akhir Maret 2020. Dalam beberapa pekan terakhir, Komisi Kesehatan Nasional (NHC) mencatat kasus baru virus corona di Hubei mulai menurun.

Seorang ahli Zhang Boli mengatakan, hampir semua daerah di luar Hubei telah berhasil menghentikan kenaikan infeksi baru. Dalam wawancara dengan People's Daily, dia memperkirakan kota-kota lain di luar Hubei juga akan mengalami penurunan wabah tersebut pada pertengahan Maret.

Penurunan ini menandakan bahwa segala aktivitas di China akan kembali normal. Sebuah kota kecil di Wuhan, Chibi, telah membuka kembali jalur lalu lintas pada Jumat (6/3) pagi.

Chibi menjadi salah satu kota pertama di Hubei yang melonggarkan pembatasan lalu lintas. Chibi yang terletak di perbatasan selatan Hubei dengan Hunan, telah melaporkan tidak ada kasus infeksi baru selama 19 hari pada 4 Maret. Namun, lalu lintas di perbatasan Chibi tetap ditutup.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler