Bawang Putih Meroket Rp 70 Ribu per Kilogram di Cianjur

Pedagang sebut ini pengaruh minimnya stok yang sebagian besar impor dari China.

Republika/Thoudy Badai
Harga bawang putih terus meroket akibat stok yang terbatas imbas pemberhentian impor bawang putih dari China. Foto pedagang membersihkan kulit bawang putih (ilustrasi)
Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Harga bawang putih di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, Jawa Barat, mengalami kenaikan tajam dari Rp 55 ribu per kilogram menjadi Rp 70 ribu per kilogram. Kondisi ini akibat minimnya stok di tingkat distributor.

Baca Juga

"Melonjaknya harga bawang informasi dari agen dan distributor karena minimnya stok yang sebagian besar impor dari China," kata Enceh Jamaludin (61) pedagang bawang putih di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, Senin (11/2).

Ia menjelaskan kenaikan harga bawang putih tersebut sudah terjadi sejak tiga pekan terakhir. Sebelumnya harga normal per kilogram Rp 27 ribu, merangkak naik menjadi Rp 55 ribu per kilogram dan satu minggu kemudian kembali naik menjadi Rp 70 ribu per kilogram. "Saat ini kami hanya mengandalkan keuntungan dari sayur mayur lain seperti bawang merah, jahe dan cabai. Harapan kami stok kembali stabil dan harga kembali normal," katanya.

Kepala UPTD Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, Tri Wibowo mengatakan harga bawang putih terus merangkak naik sejak tiga pekan terakhir karena minimnya stok di tingkat agen dan distributor. Hal itu akibat pemberhentian sementara impor dari negara China.

"Sejak merebaknya virus corona di China, pemerintah menghentikan impor barang dari China, informasi dari pedagang hal tersebut membuat harga melambung," katanya.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menstabilkan kembali harga bawang putih. Salah satunya dengan melakukan operasi pasar dan memanfaatkan pasokan bawang putih lokal.

 
Berita Terpopuler