Kakak Beradik Penyandang Tuna Netra Dirikan SLB (1)

Sejumlah murid beraktivitas di halaman SLB ABCD di Jalan Holis, Gang Faqih, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung.

Aktivitas belajar mengajar di SLB ABCD di Jalan Holis, Gang Faqih, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung.

Seorang murid penyandang tuna netra mengerjakan soal menggunakan alat bantu Braille di SLB ABCD di Jalan Holis, Gang Faqih, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung.

Seorang murid bermain ayunan di SLB ABCD di Jalan Holis, Gang Faqih, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung.

Seorang guru membaca buku braille di SLB ABCD di Jalan Holis, Gang Faqih, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung.

Pendiri sekaligus guru SLB ABCD Tatang berpose di SLB ABCD di Jalan Holis, Gang Faqih, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung.

Rep: Abdan Syakura Red: Yogi Ardhi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Berawal keprihatinan Tatang (50) seorang tuna netra yang ‘menyaksikan’ anak-anak difabel di lingkungannya tidak mampu mengenyam pendidikan sebagaimana mestinya. Tatang tergerak untuk mendirikan sekolah luar biasa gratis bagi anak-anak tersebut.

Bersama almarhum kakaknya yang juga penyandang tuna netra, Tatang menyulap bangunan seluas 7x8 meter sebagai gedung sekolah luar biasa SLB ABCD. Bangunan ini sebelumnya merupakan kandang ayam berada di  Gang Faqih Jalan Holis, Babakan Ciparay, Bandung.

Pada awal pembangunannya, Tatang mendapat penolakan dari orang tua/wali anak penyandang disabilitas. Mereka beranggapan walaupun anaknya disekolahkan, tidak akan mengubah takdir si anak.
 

Setelah berbagai upaya, Tatang bersama almarhum kakaknya mampu menyadarkan orangtua anak penyandang disabilitas tadi untuk menyekolahkan anak-anaknya. Mereka menjadi siswa angkatan pertama SLB ABCD.

 

 

 

 
Berita Terpopuler