Kemenag Pastikan Revisi Buku Agama Islam Segera Rampung

Revisi buku agama ditargetkan rampung Desember.

Republika/Agung Supriyanto
Mencari buku di perpustakaan (ilustrasi).
Rep: Fauziah Mursid Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kementerian Agama memastikan revisi 155 buku pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) akan segera rampung. 

Baca Juga

Menurut Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, ini sesuai dengan target awal revisi dan perombakan bikin agama selesai pada Desember 2019. 

"Ini hampir tuntas. Jadi masih sedang finalisasi. Kami kumpulkan penulisannya. Materi sudah hampir jadi. Untuk semuanya mata pelajaran PAI di sekolah dan buku agama di sekolah," ujar Kamaruddin saat ditemui wartawan di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (26/11).  

Menurut Kamaruddin, revisi buku agama membuat orientasi mata pelajaran PAI juga ikut berubah. Ia menjelaskan, sesuai orientasi dari pelajaran agama agar menghasilkan siswa menjadi lebih berintegritas, berakhlak baik, namun tetap memegang nasionalisme.  

Karenanya, pengajaran mata pelajaran PAI nantinya tidak hanya menyangkut hafalan dan ibadah semata. "Jadi religiusitas dan nasionalisme kita perkuat, Bukan hanya menghafal dan ibadah melainkan kombinasi,” tutur dia.  

Selain belajar agama tradisional, juga oritensi belajar agama itu bisa jadi instrumen untuk transformasi perilaku diterapkan refleksi sosial jadi warga negara baik," ujar Kamaruddin.

Namun demikian, Kamaruddin memastikan revisi buku agama tidak kemudian menghapuskan fakta sejarah. Ia mencontohkan, buku agama Islam yang di dalamnya memuat sejarah perang tidak akan dihapus, namun diberi penjelasan rinci. "Misalnya mengapa nabi berperang, bagaimana sifat dan karakter Islam saat berperang," katanya. 

Ia mengatakan, penjelasan juga akan menyingung bagaiamana dalam perang sekalipun, pendekatan yang dilakukan nabi tetaplah humanis. Misalnya, jangan anda membunuh perempuan, jangan membunuh anak-anak, jangan membunuh rakyat sipil. "Itu betapa humanisnya Nabi SAW. Punya etika luar biasa. Itu akan dimunculkan,” tuturnya. 

Ia menyebut hal-hal seperti ini contohnya menunjukkan pekajaran harus produktif. Anak punya kompetensi toleran, nasionalis, respek, demokratis, mengetahui kondisi Indonesia. Sebelumnya, Perombakan buku agama dilakukan untuk buku materi pelajaran agama mulai SD hingga SMA.  

 

 
Berita Terpopuler