JK Sindir BPPT Soal Inovasi Teknologi

JK menyayangkan BPPT yang kerap menampilkan inovasi lama.

Antara
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Rep: Rizky suryarandika Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyindir Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) soal inovasi teknologi. Ia menyayangkan BPPT yang kerap menampilkan inovasi lama.

JK mengungkapkan pernah beberapa kali menghadiri kegiatan bertemakan inovasi teknologi. Ia kecewa lantaran inovasi yang ditampilkan bukan hal yang baru.

"Kita harus beri perhatian besar pada kemajuan teknologi. Saya pernah diperlihatkan karya (inovasi) yang sama-sama saja berulang. BPPT malah keluarkan hal lama padahal teknologi berkembang luar biasa," katanya dalam sambutan kegiatan puncak Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 di Denpasar, Bali pada Rabu, (28/8).

Ia menyinggung agar BPPT terus melakukan inovasi sesuai kemajuan teknologi. Ia merasa prihatin karena Indonesia posisinya rendah dalam Global Competitive Index (GCI).

"Kita tertinggal dari banyak negara dari segi Global Innovative Index (GII). Singapura nomor 5, Malaysia nomor 30. Kita hanya kalahkan Kamboja. Artinya masih perlu kerja keras," ujarnya.

JK pun merujuk Cina dan Jepang sebagai negara yang patut ditiru kemampuan inovasinya. Menurutnya, inovasi teknologi tak melulu harus mulai dari awal, tapi bisa lewat pengembangan dari yang sudah ada.

"Cina kemajuan teknologi cepat. Dia tiru, perbaiki, inovasi. Seperti Jepang juga. Enggak ada negara maju langsung dengan inovasi sendiri karena selalu berkembang tak mulai dari nol," ucapnya.

Sebelumnya, Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe menyebut dari data yang diperolehnya Indonesia berada di peringkat 36 dalam indeks daya saing dan peringkat 85 dalam indeks inovasi global. Ia menilai perlu ada upaya drastis untuk mendorong inovasi sekaligus penggunaannya hingga ke daerah.

"Perlu usaha besar untuk jadikan bangsa kita maju dan mandiri. Pemda sekarang jadi ujung tombak pembangunan ke depan," sebutnya.

 
Berita Terpopuler