Permintaan Valas Masih Tinggi, Rupiah Melemah

Permintaan valas untuk perusahaan dalam membayar utang dan dividen masih tinggi.

Antara/Akbar Nugroho Gumay
Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dollar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Rep: Antara Red: Friska Yolanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Senin sore melemah seiring masih tingginya permintaan valuta asing (valas). Rupiah melemah 56 poin atau 0,39 persen menjadi Rp 14.250 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.194 per dolar AS.

Baca Juga

Analis pasar uang dari Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan, pelemahan rupiah hari ini dipicu kombinasi faktor eksternal dan domestik. "Hari ini rupiah depreciated, karena memang selain faktor eksternal, ada faktor internal juga. Permintaan valas masih besar setelah kemarin data CAD kuartal II keluar," ujar Rully.

Dari eksternal, tensi perang dagang kembali meninggi setelah Amerika Serikat dan Cina kembali saling balas dalam menerapkan kebijakan perdagangan luar negerinya. "Sampai dengan kuartal III, kemungkinan demand untuk perusahaan dalam membayar utang dan pembayaran dividen masih tinggi," kata Rully.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp 14.205 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.205 per dolar AS hingga Rp 14.256 per dolar AS. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 14.220 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.195 per dolar AS.

 
Berita Terpopuler