Padamnya Listrik Dibantah karena Faktor Politis

Padamnya listrik di sebagian Pulau Jawa disebut murni teknis.

Dok Istimewa
Proses evakuasi penumpang MRT yang berhenti akibat listrik padam di antara jalur Stasiun MRT Bendungan Hilir-Istora, Jakarta Pusat, Ahad (4/8).
Rep: M Nursyamsi Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani membantah padamnya listrik di Pulau Jawa sejak pukul 12.00 WIB karena faktor politis. Sripeni baru ditunjuk Kementerian BUMN sebagai Plt Dirut PLN sejak 2 Agustus 2019. Ia menggantikan Djoko Abumanan.

Sripeni namun membantah penyebab padamnya listrik karena faktor politis. "Murni teknis ya kalau kami lihat," katanya, Ahad (4/8).

Ia tidak melihat adanya kesengajaan. Sripeni menyebut penyebab padamnya listrik karena murni teknis.

"Tidak ada. Kami tidak melihat ini ada sabotase dan sebagainya," kata Sripeni.

Ia mengatakan pada tahun 1997 black out seperti yang terjadi hari ini pernah juga terjadi. Pada tahun 1997 black out kejadian di Jawa Bali. Sripeni mengatakan, waktu untuk listrik pulih kembali cukup lama waktu itu.

Setelah itu di September 2018 terjadi pemadaman parsial di Paiton, Grati. Ketika itu problemnya adalah tegangan ekstra tinggi.

"Jadi kalau dilihat dari kurun waktu, alhamdulillah ini tidak sering," katanya.

Dalam keterangan pers hari ini, Sripeni mengatakan saat sedang dilakukan proses pemulihan. Ia belum bisa memastikan kapan proses penormalan bisa berlangsung hingga seluruh listrik nyala kembali.

"Mudah-mudahan tidak lewat pukul 00.00 WIB. Kami berupaya seoptimal mungkin."




Baca Juga

 
Berita Terpopuler