Warga Alami Gatal-Gatal Akibat Limbah Minyak di Karawang

Pertamina sudah membuka posko kesehatan untuk warga di sekitar limbah minyak.

dok. TPI Cipucuk
Nelayan Kabupaten Karawang, antusias menjadi pengumpul limbah minyak mentah di laut utara tersebut, Senin (29/7).
Rep: Ita Nina Winarsih Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Pemerintah Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, melansir ada sejumlah warga yang mengalami gangguan kesehatan dampak dari pencemaran limbah minyak mentah milik Pertamina Hulu Energi ONWJ. Salah satu dampaknya, warga yang juga menjadi pekerja pengumpul limbah minyak itu mengalami gatal-gatal.

Baca Juga

Kepala Desa Cemarajaya, Yong Lim Supardi, mengatakan, sejak beberapa hari terakhir, Pertamina sudah membuka posko kesehatan. Salah satunya, di kantor Desa Cemarajaya. Sejak saat itu, sudah puluhan warga yang berobat ke posko kesehatan itu.

"Warga yang berobatnya, ada yang dari rumah atau pekerja yang diperbantukan oleh Pertamina," ujar Yong Lim, kepada Republika.co.id, Selasa (30/7).

Dari warga yang berkunjung ke posko kesehatan itu, ada yang terdampak akibat pencemaran seperti, mereka menderita gatal-gatal di kulit. Warga yang gatal-gatal tersebut merupakan yang diperbantukan untuk mengumpulkan ceceran limbah minyak di daratan.

Namun, ada juga warga yang berobat akibat penyakit musim panas yaitu, mereka terserang batuk dan pilek. Akan tetapi, khusus yang gatal-gatal ini tidak terlalu parah. Selain itu, dokter dari pihak Pertamina juga langsung cepat tanggap memberikan penanganan medis.

"Warga yang berobat ini, gratis. Jadi, warga kita sangat terbantu dengan adanya posko gratis ini," ujarnya.

Terkait dengan warga yang bekerja untuk mengumpulkan limbah minyak, Yong Lim mengaku, jumlahnya cukup banyak mencapai 300 warga. Mereka bersedia membantu Pertamina dengan alasan, ketimbang menganggur, lebih baik bekerja dan mendapat upah. 

Sementara itu, VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, mengatakan, pihaknya telah mendirikan empat titik posko kesehatan di wilayah yang terdampak peristiwa spill oil. Empat posko itu, ada di Cemarajaya, Sungai Buntu, Sedari, dan Pantai Mutiara.

"Jumlah pasien yang ditangani di empat posko ini, rata-rata 120 orang," ujarnya.

Mayoritas, pasien tersebut mengeluhkan gatal-gatal, pegal, batuk, dan hipertensi. Akan tetapi, berdasarkan identifikasi sementara, keluhan mereka itu bukan dampak langsung dari tumpahan minyak tersebut.

 
Berita Terpopuler