Kericuhan Mei Picu Penurunan Angka Wisatawan di Jakarta

Beberapa negara memberikan peringatan perjalanan ke Jakarta.

Antara/Indrianto Eko Suwarso
Demonstran terlibat kericuhan saat menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kericuhan di depan Bawaslu DKI Jakarta pada 21-22 Mei mempengaruhi penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Seni Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Gumilar Ekalaya.

"Menurunnya kunjungan wisatawan ini kan dilihat banyak faktor ya, tidak melulu karena kita kurang promosi tapi ini juga banyak kejadian-kejadian di Jakarta kayak yang tanggal 21-22 Mei di depan Bawaslu kemarin salah satunya," kata Gumilar.

Menurut Gumilar, insiden Mei sangat berpengaruh karena beberapa negara memberikan imbauan atau larangan agar melakukan perjalanan ke Jakarta (travel warning).

Hal tersebut tentu saja sangat merugikan sektor pariwisata, karena berdasarkan data BPS jumlah kunjungan wisatawan asing ke Jakarta pada April 2019 mencapai 198.209 orang.

Baca Juga

Jumlah itu mengalami penurunan sebesar 9,70 persen dibandingkan kunjungan wisatawan mancanegara pada Maret 2019 sebanyak 219.500 kunjungan. Untuk itu berbagai upaya terus dilakukan Dinas Pariwisata DKI Jakarta salah satunya dengan membuat berbagai acara.

"Ya upaya kita tentu saja mengencarkan acara-acara, Pak Gubernur sendiri punya festival sepanjang tahun jadi nanti sampai 2019 udah jadi tuh event (acara) untuk 2020," tutur Gumilar.

 
Berita Terpopuler