Crossborder Tourism akan Terus Diperkuat di Atambua

Crossborder Tourism di NTT ditargetkan menyumbang 1.635.354 wisatawan di 2018

Antara/Hafidz Mubarak A.
Warga melintasi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu RI-Timor Leste di Motaain, Belu, NTT, Kamis (4/5).
Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya meninjau Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain di Kabupaten Belu, Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT). Keberadaan pos lintas batas negara ini sangat penting dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), khususnya pariwisata perbatasan (cross border tourism).

"Pariwisata perbatasan saat ini yang berjalan baru ada di Kepri (Kepulauan Riau) dan berhasil. Tapi kenapa hanya di Kepri? Padahal kita punya banyak titik sentuh dengan negara lain seperti di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan di NTT, khususnya di Belu atau Atambua ini," ujar Arief Yahya usai meninjau PLBN Motaain, dalam kunjungan kerjanya ke Atambua, Kamis (4/10), dikutip dari keterangan tertulis.

Untuk tahun 2018, NTT ditargetkan menyumbang jumlah wisman sebanyak 1.635.354. Terbesar kedua setelah Kepulauan Riau yang ditargetkan menyumbang 2.187.000 wisatawan. Dengan keberadaan dan layanan yang ada di PLBN Motaain salah satunya, maka ia optimistis target kunjungan wisatawan dapat tercapai.

PLBN Motaain sendiri dibangun oleh Presiden Joko Widodo sebagai bagian dari nawacita Presiden Jokowi untuk membangun mulai dari daerah terluar. Di NTT terdapat 3 Pos Lintas Batas Negara (PLBN), yaitu PLBN Motaain di Belu, PLBN Motamasin Malaka, dan PLBN Wini di Timor Tengah Utara.

"Kesan pertama saya ketika sampai di Pos Lintas Batas Negara ini adalah keren sekali. Jadi benar bahwa kita memiliki kebanggaan atas kedaulatan bangsa Indonesia," ujar Arief Yahya dalam keterangan tertulis.

Lebih lanjut Menpar menilai, keberadaan PLBN Motoain yang begitu baik menjadikan faktor aksesibilitas tidak ada kendala. Yang perlu didorong selanjutnya adalah menghadirkan atraksi agar dapat menarik minat besar wisatawan, khususnya wisatawan dari Timor Leste.

Salah satu atraksi yang bisa dibuat, ujar Menpar, adalah menawarkan wisata belanja kepada wisatawan dari Timor Leste dengan barang-barang yang lebih lengkap atau juga lebih murah dari yang ada di Timor Leste.

Lokasi yang bisa dijadikan kawasan wisata belanja adalah area atau kawasan PLBN Motoain itu sendiri. Seperti halnya yang ada di Bandara Changi Singapura, dimana bandara tersebut dibangun tidak hanya sebagai pintu masuk wisatawan, tapi juga sebagai destinasi wisata.

Maka tidak heran jika masyarakat Singapura banyak membawa anak dan keluarganya untuk jalan-jalan di akhir pekan.

"Sekali kita disini lebih lengkap, maka orang Timor Leste akan selalu belanja disini. Saya yakin disini juga bisa jadi atraksi wisata untuk akhir pekan. Tidak hanya dari Timor Leste tapi juga dari Belu. Semakin banyak crowd yang datang dari dua negara maka akan semakin bagus. Jadikanlah pasar itu hidup disini, dan itu akan menjadi daya tarik tersendiri untuk tetangga sebelah," kata Menpar Arief Yahya.

Menpar juga mendorong agar event-event besar digelar di Atambua. Mulai dari acara musik, budaya, ataupun event-event yang memaksimalkan potensi sumber daya alam atau keindahan alam yang ada di Atambua, dan NTT pada umumnya. 

"Kita sudah dapat aksesnya (PLBN), yang belum atraksinya, maka saya dengan mudah kalau rekan-rekan Kemenpar minimal membuat empat atraksi besar di Atambua, saya akan langsung setuju. Karena cara paling mudah untuk menjaring ribuan wisman adalah melalui overland (Border Tourism)," kata Menpar Arief Yahya.

Menpar juga tidak terlalu khawatir untuk amenitas. Dengan konsep Nomadic Tourism yang terus digalakkan Kemenpar, maka hal-hal penting dalam menjaring wisatawan sudah dapat teratasi.

"Yang paling bagus adalah nomadic tourism. Nomor satu adalah karavan, kedua kemah. Pilihlah spot-spot terindah di Belu untuk menjadi lokasi. Intinya adalah buat amenitas yang mudah untuk berpindah-pindah dan tidak harus mahal. Silakan buat dan nanti akan kita undang investor untuk mengembangkan nomadic tourism disini," kata Menpar Arief Yahya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, wisman Timor Leste pada periode Januari hingga Juli 2018 sudah mencapai 1.005.600. Naik 89,16% atau 531.600 wisman dibanding periode yang sama di tahun lalu.

Selain meninjau PLBN Motaain, Menpar Arief Yahya juga akan mengunjungi sejumlah destinasi serta menghadiri sejumlah festival yang digelar di Atambua. Mulai dari festival Konser Musik Cross Border Atambua, Festival Wonderful Indonesia dan Festival Fulan Fehan.

 
Berita Terpopuler