Ini Keluhan Peserta JKN-KIS Selama Uji Coba Rujukan Online

Fasilitas kesehatan lanjutan tidak menyediakan layanan kesehatan yang diperlukan.

Antara/Jojon
Petugas kader JKN-KIS berkunjung ke rumah peserta BPJS Kesehatan di kawasan pesisir di Kelurahan Lapulu, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (13/8).
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Friska Yolanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menerapkan digitalisasi rujukan untuk kemajuan dan kemudahan layanan kesehatan bagi masyarakat. BPJS Kesehatan mencatat sejumlah keluhan peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) selama uji coba tersebut, di antaranya buruknya akses fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (FKTL).

Deputi Direksi Bidang Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan Arief Syaifuddin mengatakan, ketika peserta JKN-KIS membutuhkan rujukan FKTL dan muncul rumah sakit (RS) terdekat ternyata akses menuju RS susah karena transportasi belum tersedia. "Atau RS sudah tersedia tapi jalannya jelek. Ini keluhan mereka (peserta) dan disempurnakan," ujarnya saat acara ngopi bareng JKN, Senin (3/9).

Baca juga, Rujukan Online JKN-KIS Diklaim Cegah Kecurangan

Keluhan lainnya, kata dia, ketika peserta JKN-KIS yang berobat dan membutuhkan layanan kesehatan radiotherapy tapi setelah dirujuk ke FKTL ternyata tidak ada pilihannya. Akhirnya, peserta dirujuk secara manual atau harus di kelas lebih rendah. 

"Ini tidak efisien," ujarnya. 

Keluhan-keluhan ini membuat BPJS Kesehatan berupaya melengkapi lagi rujukan khusus supaya sesuai dengan kebutuhan peserta JKN-KIS. Karena itu, BPJS Kesehatan menyempurnakan layanan rujukan daring (online) pada uji coba fase kedua yang dimulai kemarin.

 

 

 

 
Berita Terpopuler