Tak Larut dalam Sedih Usai Keguguran

Sedih boleh saja, tetapi jangan berkepanjangan.

flickr
Suami perlu menunjukkan dukungannya kepada istri yang baru keguguran dengan ada di sisinya.
Rep: Mutia Ramadhani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memiliki anak adalah impian mayoritas semua pasangan menikah di dunia. Sayangnya, anak adalah titipan Allah SWT yang ketentuannya di luar kuasa manusia.

Tidak semua wanita bisa menjalani proses kehamilan dengan mulus. Sebagian gagal atau mengalami keguguran. Ada yang pada awal kehamilan, bahkan ada pula yang kehilangan anak setelah persalinan.

Kesedihan luar biasa dirasakan ketika si jabang bayi sempat memberi kebahagiaan beberapa saat, tetapi kembali pada Yang Maha Kuasa. Haruskah selamanya bersedih? Tidak. Ada banyak pelajaran hidup dapat dipetik dari peristiwa keguguran, dilansir di Essential Baby, Kamis (14/6).

Dukungan keluarga

Ambil liburan atau cuti kerja beberapa pekan. Biarkan rumah lebih berantakan daripada biasanya. Berikan waktu untuk diri Anda bersama keluarga, mendapat banyak pelukan dari suami atau anak Anda yang lebih tua. Luangkan waktu berbicara kembali dengan suami dan bicarakan harapan masa depan.

Hilangkan rasa bersalah

Rasa bersalah biasanya memukul wanita. Percayalah Allah mempunyai rencana lebih besar untuk Anda. Dialah yang Maha Berkuasa. Tercekik di antara isak tangis berkepanjangan tak akan membebaskan Anda dari rasa bersalah.

Beri waktu untuk sedih

Sedih boleh saja, tetapi jangan berkepanjangan. Jika Anda membiarkan rasa sedih terus melanda, sedih akan menguasai Anda dengan cara-cara negatif.

Ikhlaskan

Yakinkan dalam hati bayi Anda mendapat tempat lebih indah di sisi-Nya. Jangan pernah kehilangan harapan. Perjalanan rumah tangga Anda masih panjang. Masih ada pelangi yang akan muncul di langit. Anda hanya perlu mencoba sekali lagi.

 
Berita Terpopuler