DAOP 2 Perketat Kewaspadaan Terhadap Ancaman Teror

Pemeriksaan penumoang secara manual maupun menggunakan metal detector akan dilakukan.

Rivan Awal Lingga/Antara
Penumpang kereta api (ilustrasi)
Rep: Arie Lukihardianti Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pascaledakan bom beruntun di Surabaya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung dipastikan akan memperketat dan meningkatkan kewaspadaan penjagaan di jalur kereta api, area stasiun, dan perkantoran. Menurut Manager Humas PT KAI Daop 2 Joni Martinus, hal itu sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 63 tahun 2004 tentang Pengamanan Objek Vital Nasional, sarana dan prasarana perkeretaapian termasuk salah satu objek vital nasional tersebut.

Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan langkah-langkah antisipatif demi mewujudkan keamanan dan kenyamanan pengguna kereta api. Joni berharap, semua pihak berperan aktif untuk memberikan informasi kepada petugas di stasiun, jalur kereta, dan area perkantoran apabila ditemukan hal-hal yang dicurigai, baik orang atau pun barang. "Ini sangat penting untuk koordinasi tindak lanjut mengantisipasi tindakan teror, ujar Joni, Selasa (15/5).

Joni mengatakan, langkah nyata dalam mewujudkan itu, pihaknya akan melakukan pemeriksaan secara manual maupun menggunakan metal detector. Pengamanan 24 jam pun akan dilaksanakan di semua area kerja dan direncanakan akan segera menggunakan inspector mirror untuk memeriksa semua mobil yang memasuki area parkir.

Menurut Joni, pascakejadian pengeboman tersebut, Manajemen Daop 2 bertindak sigap langsung memberikan pembinaan kepada jajaran pengamanan terkait dengan deteksi dan cegah dini terhadap ancaman bom. "Kami semua siaga dan waspada untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diharapkan," katanya.

Khusus untuk korban pengeboman, Saridal selaku Eksekutif Vice President mewakili seluruh jajaran Daop 2 mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya dan berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi. Sebelumnya, menurut Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem Jawa Barat, Saan Mustopa, kekejaman yang terjadi secara berturut-turut ini, menjadi peringatan bagi daerah untuk semakin memperketat pengamanan di daerah.

"Kalau menurut saya dengan kejadian berturut-turut dari Mako Brimob yang merupakan markas yang strategis, kepolisian, gereja, ini sudah merupakan tindakan darurat, mungkin ke daerah lain," ujar Saan seusai Apel serentak siaga Nasional NasDem di Kantor DPW NasDem Jawa Barat, Senin petang (14/5).

Saan mengatakan, pihaknya mendorong intansi keamanan untuk semakin gencar mengantisipasi potensi serangan-serangan ke daerah lain. Karena, situasi tersebut menjadi pertaruhan Pemerintah memberikan jaminan rasa aman kepada masyarakat. "Aksi teroris yang luar biasa, belum selesai diingatan kita dengan kejadian di Mako Brimob, beberapa jam kemudian di Surabaya, menurut saya ini peristiwa yang sangat serius," katanya.

Khusus badan intelejen, kata dia, harus lebih maksimal meminimalisir ancaman teroris agar insiden di Jawa Timur tidak terjadi di Jawa Barat. Ia meminta pemerintah bisa memastikan jaminan kemanan. Ia berharap, jangan ada lagi yang membuat Negara dalam keadaan tidak aman. "Kami ingin masyarakat juga jangan ada dalam suasana ketakutan. Maka jaminan keamanan itu menjadi bagian penting yang harus diberikan pemerintah," katanya. 

 

 
Berita Terpopuler