Safari Politik ke Ponpes, Anton Mengaku Koleksi Kitab Kuno

REPUBLIKA/Edi Yusuf
Mantan kapolda Jawa Barat, Inspektur Jenderal Polisi Anton Charliyan.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Ada hobi unik yang ditekuni Inspektur Jenderal Polisi Anton Charliyan. Di samping tugasnya sebagai aparat kepolisian, ternyata ia hobi mengoleksi kitab kuno, termasuk Alquran. Seratusan naskah kuno pun kini sudah menjadi miliknya.

Mantan kapolda Jabar itu menceritakan hobi ini diteruskan dari sang ayah sejak tahun 1980an. Pilihan menekuni hobi ini karena menurutnya kitab asli bisa menjadi rujukan Muslim dalam mempelajari Alquran. Apalagi, kitab yang dimilikinya ada yang berasal dari masa 400 tahun lalu.

Kitab-kitab tersebut, kata dia, merupakan hasil penulisan ulama terkemuka ketika itu. "Ada hobi koleksi mushab, Alquran kuno. Selama ini banyak beredar tulisan atas namakan agama, padahal tafsir terus berubah. Kalau ada kitab asli bisa jadi ada pedoman, terutama dari Jabar," katanya pada wartawan ketika mengunjungi Ponpes Al Munawwar Jarnaujiyyah Pasir Bokor, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (27/12).

Ia memperkirakan total terdapat sekitar 200 kitab kuno yang dimilikinya. Asal kitab itu ada yang hasil pencarian atau ada pula hasil pemberian. Bahkan, kata dia, ada saja masyarakat yang datang menjual kitab kuno langsung ke rumahnya.

Baca, PDIP Siapkan Anton Charliyan Jadi Cawagub Dedi Mulyadi.

"Saya senang, coba cari atau ada yang ingin umrah kurang uang jual kitabnya. Ada 200-an, banyak dari se-Indonesia, ada dari NTB juga," ujar pria berusia 57 tahun itu.

Meski menjadi kolektor kitab kuno, ia mengalami kesulitan dalam proses pembacaannya. Sehingga, ia berharap nantinya terdapat pihak yang mau membantunya menerjemahkan dan membaca kitab-kitab tersebut.

"Perlu tim terjemahkan dan disalin. Rawatnya ditaruh di peti kecil saja. Susah rawatnya," ucap pria kelahiran 29 November tersebut.

Anton bermimpi besar untuk meletakan koleksinya di museum khusus. Ia berencana membangun museum kitab kuno di Jabar sebagai pusat rujukan. Tak tanggung-tanggung, dalam mewujudkan mimpinya itu, ia berencana membeli kitab kuno yang dimiliki pihak asing sekalipun.

"Saya bermimpi dirikan museum Alquran dikumpulkan semuanya. Di zaman Belanda tidak boleh,jadi itu disimpan di ponpes-ponpes. Akhirnya saya kumpulkan. Kalau bisa yang asli kita beli dari luar (negeri)," tuturnya.

 
Berita Terpopuler