Setelah Setya Novanto, Siapa Lagi?

Republika/ Wihdan Hidayat
Aksi Mahasiswa Ciduk Setnov. Mahasiswa dari Aliansi UI Beraksi menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung KPK, Jakarta, Jumat (13/10).
Red: Muhammad Subarkah

Oleh: Tony Rosyid*

Setelah BG, giliran Setnov bebas di praperadilan. Rakyat kesal. Ada apa dengan hakim praperadilan? Lagi-lagi, rakyat terpaksa harus hormati keputusan hukum dengan rasa kecewa.

KPK bukan malaikat. Tapi faktanya, rakyat lebih percaya KPK dari pada hakim. Ini soal track record. KPK hampir tak pernah salah menetapkan tersangka.

Sejak mobil Fortuner Setya Novanto menabrak tiang listrik rakyat seolah menemukan momentumnya. Media  gaduh. Dunia medsos dibanjiri meme, kartun dan bermacam-macam tulisan sarat lelucon yang intinya hanya satu: menyalurkan perasaan "gemes" terhadap setnov.

Setnov telah jatuh. Rasanya ia sulit untuk bangkit kembali. Timnya kocar-kacir, kuasa hukumnya makin ngaco. kolega di partainya sibuk merencanakan munaslub. Mereka bilang: pisahkan Setnov sebagai pribadi dalam kasus E-KTP dengan Golkar sebagai partai. Hehe... Emang Setnov bisa jadi ketua fraksi dan ketua DPR kalau tidak pernah ada di Golkar?

Sekarang, Setnov tidak lagi sesakti dulu. Jimat kesaktian Setnov sudah punah sejak KPK menggelandangnya ke rumah tahanan. Setnov hanya menunggu waktu kapan ia dicopot sebagai ketua DPR dan dipecat sebagai ketua Golkar. Sejak itu, Setnov bukan siapa-siapa lagi. Para politisi dan taipan khususnya, tak lagi tertarik padanya. Nama Setnov segera masuk ke keranjang sampah. Nasibnya akan sama dengan para politisi yang namanya sudah hilang dari ingatan sejarah.

Tapi bagi KPK, hakim tipikor, dan juga terutama bagi rakyat, Setnov sangat penting. Ia adalah justice colabolator. Setnov sekarang menjadi juru kunci yang diharapkan rakyat bisa membongkar siapa saja yang terlibat dalam kasus E-KTP.


 
Berita Terpopuler