Sejarah Hari Ini: Membunuh Suami dengan Sianida, Perempuan AS Dipenjara 90 Tahun

Gizmodo
Pada 8 Mei 1988, Stella Nickel dari AS dipenjara 90 tahun karena membunuh suaminya dengan sianida.
Rep: Crystal Liestia Purnama Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, Pada hari ini, 8 Mei 1988 seorang perempuan Amerika Serikat dihukum karena telah melakukan pembunuhan dengan mencampurkan sianida ke dalam kapsul excedrin. Stella Nickel dijatuhi dua tuduhan pembunuhan oleh jaksa pengadilan Seattle, Washington. Dia adalah orang pertama yang dinyatakan bersalah karena menyalahgunakan Undang-Undang Antiperusakan Federal.

Undang-Undang Antiperusakan lebih mengarah ke segala tindakan pencampuran produk yang dapat membahayakan konsumen. Stella membunuh suaminya sendiri dengan mencampurkan sianida ke kapsul excedrin saat suaminya mengeluh sakit kepala. Nickel dan suaminya, Bruce Nickel menikah pada 1976.

Menurut kesaksian putrinya dari suami sebelumnya, Cynthia Hamilton, ibunya bahkan telah merencanakan pembunuhan itu sejak bulan madu. Menurutnya, Stella terinspirasi dari kasus Tylenol Chicago yang terjadi tak lama sebelum pernikahan mereka.

Pada kejadian tersebut, tujuh orang tewas di Illinois, Chicago karena pil Tylenol. Kasus itu tak pernah terpecahkan. Peristiwa tersebut menginspirasi Stella bahwa sianida adalah metode pembunuhan terbaik.

Pada 1985 Stella mengambil polis asuransi jiwa untuk Bruce yang menyertakan pembayaran ganti rugi untuk kematian yang tidak disengaja. Satu tahun kemudian, Bruce diberikan kapsul excedrin yang telah dicampur sianida saat mengeluh sakit kepala.

Bruce kemudian meninggal dunia di rumah sakit, namun dokter tidak mendeteksi sianida. Justru menganggap kematiannya karena emphysema.

Stella hampir kehilangan klaim asuransinya sebesar 100 ribu dolar AS karena kematiannya tak sesuai rencana. Dengan segera ia mengubah rencananya tersebut. Lalu ia mencampurkan sianida ke lima botol kapsul excedrin yang ada di beberapa toko di Seattle.

Enam hari kemudian jatuh korban lagi, Susan Snow. Snow tewas setelah meminum kapsul tersebut. Kematian Snow menjadi pemberitaan di media. Saat itulah Stella melaporkan ke polisi suaminya juga telah mengonsumsi obat yang sama.

Kepada polisi ia menunjukkan dua botol excedrin yang dibeli dari toko yang berbeda. Saat diketahui keduanya sama-sama mengandung sianida, penyelidik semakin curiga. Detektif FBI tahu Stella telah sengaja membeli dua dari empat botol obat terkontaminasi tersebut secara kebetulan. Namun bukti itu sulit didapat sampai 1988.

Di persidangan Hamilton bersaksi dan menceritakan rencana pembunuhan yang dilakukan ibunya. Menurutnya, ibunya telah melakukan penelitian terlebih dahulu di perpustakaan.

Setelah kesaksian itu, penyelidik menemukan sidik jari Stella pada semua buku tentang sianida di perpustakaan. Ditemukan pula satu buku berjudul Human Poisoning yang tidak ia kembalikan. Mulai dari situ Stella dihukum penjara selama 90 tahun untuk dua pembunuhan. Ia akan dibebaskan bersyarat pada 2018.

Selanjutnya: Uni Soviet Boikot Olimpiade AS Saat Perang Dingin

Uni Soviet mengumumkan tidak akan bersaing di Olimpiade 1984 di Los Angeles. Karena mengklaim pesertanya tidak akan aman dari kekerasan fisik nantinya. Aksi boikot ini dinilai sebagai respons atas boikot AS dalam olimpiade di Moskow 1980.

"Sudah diketahui sejak persiapannya AS akan menggunakan Olimpiade sebagai kepentingan politiknya. Sentimen Chauvinistik dan anti-Soviet terhembus kuat di negara itu," menurut pernyataan resmi Uni Soviet.

Pemerintah Rusia juga menambahkan, dengan menilai protes terhadap atlet Soviet mungkin akan terjadi. Pihaknya juga mengkhawatirkan jika nantinya AS meledakkan bom saat Olimpiade.

Namun Presiden Ronald Reagan segera menanggapi boikot tersebut. "Boikot Soviet merupakan keputusan politik yang secara terang-terangan tidak ada pembenaran yang nyata."

Selanjutnya: Banjir Bandang di Nebraska Tewaskan 23 Orang

Pada hari ini tahun 1950, banjir bandang akibat curah hujan tinggi, 14 inchi melanda Nebraska. Sebanyak 23 orang tewas karena terjebak di mobil saat badai tiba-tiba datang.

Di tenggara Nebraska yang didominasi oleh perkebunan jagung, merupakan daerah dengan curah hujan tertinggi di negara itu. Biasanya mencapai 35 inchi per tahunnya. Pada musim semi dan panas tahun 1950 jauh melampaui itu.

Banjir mematikan itu merupakan bagian dari serangkaian banjir yang telah terjadi di dekat Lincoln, Nebraska. Di mana air dari sungai Big Blue membanjiri sungai Kansas antara bulan Mei dan Juli. Akibat serangkaian aktivitas badai petir.

Meskipun terjadi banjir mematikan, curah hujan di Nebraska pada hari itu tidak mencapai rekor nasional atau dunia untuk sebagian besar curah hujan dalam satu hari. Itu dikalahkan oleh curah hujan 43 inchi yang jatuh di Alvin, Texas pada 1979 menurut catatan AS. Selain itu ada pula yang mencapai 73 inchi di Pulau Reunion di Samudera Hindia 1952. Pulau ini dikenal memiliki curah hujan tertinggi, yang pernah mencapai 155 inchi dalam lima hari pada 1980.

 
Berita Terpopuler