Polrestabes Surabaya Selidiki Jaringan Prostitusi Anak untuk Gay

Reuters dan sumber lain
Prostitusi anak korban gay. Ilustrasi
Rep: Binti Sholikah Red: Angga Indrawan

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Polrestabes Surabaya tengah menyelidiki adanya dugaan jaringan prostitusi anak untuk kaum gay di wilayah kota pahlawan tersebut. Hal itu menyusul pernyataan Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa yang menduga adanya jaringan prostitusi anak untuk kaum gay di wilayah Surabaya dan Bandung.

Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya, AKP Ruth Yeni, menyatakan tengah melakukan monitoring terhadap dugaan jaringan prostitusi anak untuk gay di Surabaya. "Kami masih melakukan penyelidikan seperti informasi dari Bu Menteri [Mensos Khofifah]," jelasnya saat dihubungi Republika, Jumat (9/9).

Menurutnya, Polrestabes Surabaya berupaya dengan memaksimalkan penyelidikan agar berjalan lancar dengan hasil yang maksimal. Ia juga meminta dukungan dan partisipasi dari masyarakat yang mengetahui adanya jaringan tersebut.

Yeni menambahkan, sebelumnya Polrestabes Surabaya pernah mengungkap kasus pedofilia di Jalan Embong Kenongo pada tahun 2012. Saat itu ia masih menjabat sebagai Kasubnit PPA. "Kalau prostitusi, kami masih dalam upaya penyelidikan," ujarnya.

Sebelumnya, Mensos Khofifah menyatakan dugaan jaringan prostitusi anak untuk kaum gay di Surabaya dan Bandung. Mensos mengaku telah berkoordinasi dengan Polri untuk menelusuri jaringan prostitusi tersebut. "Sudah kami koordinasikan dengan Polri. Tim sudah diturunkan ke masing-masing daerah dan sedang proses penelurusan," jelasnya di Jakarta, Selasa (6/9).

Jaringan prostitusi anak untuk gay telah diungkap oleh tim penyidik Bareskrim Polri terjadi di Bogor dengan jumlah korban sebanyak 148 orang. Para korban yang mayoritas anak-anak tersebut dieksploitasi sebagai pekerja seks untuk kaum homoseksual/gay. Dalam kasus ini, kepolisian sudah menetapkan tiga orang tersangka, yakni AR, U, dan E.


 
Berita Terpopuler