Alat Sensor Ini Mampu Diagnosis Penyakit Lewat Ponsel

abc
Profesor Kirill Alexandrov dengan purwarupa alat diagnosis.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Alat diagnosa penyakit yang ditempelkan ke ponsel akan menggantikan peran dokter umum dan suatu hari bahkan bisa menggantikan dokter spesialis, menurut ilmuwan berbasis di Brisbane yang mengembangkannya.

Professor Kirill Alexandrov dari Institut Biomedis Molekuler (IMB) Queensland mengatakan alat ini juga bisa digunakan sebagai alat deteksi darurat wabah penyakit dimana saja di dunia. Dalam menciptakan alat ini, Ia merekayasa kembali teknologi yang ada di belakang monitor glukosa darah sederhana yang digunakan untuk memantau diabetes.

Dari proses ini, Profesor Alexandrov mengembangkan biosensor yang bisa melacak penyakit serius lainnya seperti HIV, virus Zika atau influenza melalui swab DNA.

Profesor Alexandrov dan timnya baru saja meraih hibah dari Bill dan Melinda Gates Foundation untuk mengembangkan teknologi ini.

Dia mengatakan pasien hanya perlu menempatkan darah atau air liur ke sebuah sensor berbentuk seperti tongkat yang kemudian dimasukkan ke dalam perangkat elektronik kecil yang kemudian dimasukkan ke dalam ponsel untuk membaca diagnosis.

Profesor Alexandrov mengatakan alat ini murah, portabel dan bisa meninggalkan tes laboratorium yang lambat dan mahal, sehingga ideal untuk mengatasi penyakit menular di negara-negara dunia ketiga.

Kondisi ekstrim seperti wabah dari penyakit seperti Ebola, di mana Anda harus membuat keputusan untuk mengkarantina daerah itu dan Anda untuk melakukannya anda harus melakukannya dengan cepat karena penyakit itu menyebar," katanya.

"Anda berada di daerah yang tidak memiliki infrastruktur dan Anda ingin tahu diarah mana (penyakit) tersebut akan menyebar. Apakah penyakit ini bermutasi? Bagaimana itu bermutasi? Jika kita memiliki teknologi ini, cara kita mengendalikan penyebaran ini dan manajemen penyakit menular akan berubah," katanya.

Profesor Alexandrov mengatakan perangkat ini juga bisa digunakan untuk memantau tingkat stres dan penyakit yang lebih umum, dan memiliki implikasi langsung untuk diagnostik dalam dunia elektronik dimana biaya kesehatan semakin tidak berkelanjutan.

Dia mengatakan hal ini akan memungkinkan diagnosis mandiri yang akurat dan menggantikan peran dokter umum.

"Kami ingin memiliki semua catatan diagnosis di awan dan berharap suatu hari kita akan memiliki algoritma yang akan dapat menggantikan setidaknya dokter, jika tidak dokter spesialis," katanya.

"Alat ini akan bekerja, pertanyaannya adalah apakah alat ini benar-benar akan dapat menggantikan uji laboratorium sebagaimana diharapkan.

Kita akan bisa mendiagnosa diri sendiri dengan ponsel kita, dan dokter umum hanya akan menjadi algoritma yang anda berli di toko aplikasi, atau alat ini akan menjadi bantuan diagnosa bagi dokter dan akan digunakan untuk situasi tertentu."

Peneliti Wayne Johnston mengatakan biosensor adalah teknologi yang telah lama dinantikan kehadirannya.

"Alat ini bisa menghemat waktu dan uang, tapi juga bisa mendesentralisasi kekuatan menguji coba dan membuat sistem yang secara umum bisa berhasil dioperasikan di komunitas, tidak hanya di rumah sakit," kata Johnston.

"Alat ini cukup bisa memperbaiki situasi untuk bisa memiliki alat uji yang mudah dipindahkan dan sangat mudah digunakan dalam berbagai cara kerja yang terbaik bagi siapa saja yang bekerja di lapangan yang menghadapi masalah ini," ujarnya.

 
Berita Terpopuler