'Presiden tidak Ingin Pengungsi Sinabung Tinggal di Posko'

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (ketiga kiri) berjalan ketika tiba di lokasi pengungsian erupsi Gunung Sinabung, Karo, Sumut, Rabu (29/10).(Antara/Irsan Mulyadi)
Rep: Issha Harruma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Selain relokasi mandiri, pemerintah telah menyiapkan hunian sementara (huntara) untuk pengungsi korban erupsi gunung Sinabung di Karo. Huntara ini disediakan untuk pengungsi sembari menunggu hunian tetap yang ditargetkan selesai akhir tahun ini.

"Anggaran untuk Huntara Rp1,8 miliar hanya untuk lahan tanpa pembangunan. Mungkin huntara ini solusi yang bisa dilakukan dalam jangka pendek," kata Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki saat mengunjungi lokasi relokasi Siosar, Karo, Jumat (15/7).

Teten mengatakan, pemerintah pusat telah memberikan anggaran untuk huntara itu kepada pemerintah kabupaten Karo. Hunian sementara tersebut, lanjutnya, ditargetkan akan rampung pada pekan kedua bulan November 2016.

Sementara untuk hunian tetap melalui relokasi mandiri, Teten mengatakan, ditargetkan akan selesai pekan kedua Desember 2016. Dana yang diserahkan pemerintah pusat untuk relokasi mandiri ini sebesar Rp190,6 miliar.

"Pak Presiden tidak ingin lagi mendengar ada pengungsi yang tinggal di posko. Kita harapkan akhir tahun sudah selesai. Itu harapan dari Pak Presiden," ujar Teten.

Teten mengatakan, jika terlalu lama berada di posko dan belum ada kejelasan tempat tinggal, para pengungsi tidak akan bisa merencanakan kehidupan yang lebih baik. Hal ini lah, lanjutnya, yang harus dipikirkan oleh semua pihak secara bersama-sama.

"Saya kira ini kuncinya keseriusan Pemkab Karo karena semua kan didukung pemerintah pusat. Anggaran sudah ditransfer ke daerah. Kalau masih ada kesulitan maka semua kita akan bantu," ujar dia.

 
Berita Terpopuler