Sejarah Hari Ini: Terobosan Medis, Virus Mematikan AIDS Ditemukan

pixabay
HIV/AIDS
Rep: RR Laeny Sulistyawati Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 23 April 1984, tim ilmuwan Amerika Serikat (AS) mengumumkan virus penyebab  Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Virus itu disebut dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Penemuan ini dipuji sebagai terobosan dalam penelitian medis. Virus ini diumumkan di Washington DC oleh Menteri Kesehatan AS Margaret Heckler. Heckler mengungkapkan, virus ini adalah varian dari virus kanker manusia yang disebut HTLV-3.

Virus ini telah diteliti bertahun-tahun. Namun, penemuan virus di AS mirip dengan di Prancis pekan sebelumnya. Peneliti Prancis saat itu menemukan virus bernama LAV.

AIDS melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga pengidapnya akan rentan terkena berbagai penyakit. Mereka yang berisiko terkena AIDS adalah kalangan homoseksual, pemakai narkoba yang berbagi jarum suntik, pelaku hemofilia, dan mereka yang menerima tranfusi darah.

Berbagai pengidap virus ini mengeluarkan berbagai reaksi psikologis terkait penemuan tersebut. Dia menambahkan, bahwa vaksin untuk mencegah AIDS mungkin siap diuji dalam dua tahun.

Mendengar kabar ini, satu orang yang terkena HIV/AIDS (ODHA) Bob Scheckey menyambut gembira. Namun,ia mengatakan orang-orang yang terinfeksi virus ini akan meninggal saat vaksin ditemukan. Scheckey bertahan hidup selama dua tahun dengan AIDS, jauh lebih lama daripada prediksi dokter.

AIDS saat itu telah menyebar di AS. Empat ribu orang yang terinfeksi virus HIV sejak 1981. Hampir setengah dari jumlah tersebut tidak dapat diselamatkan.

Sejarawan percaya dramawan dan sastrawan William Shakespeare lahir pada 23 April 1564. Ia kemudian meninggal pada tanggal yang sama tahun 1616. Meski karyanya banyak dikenal, hanya sedikit informasi yang diketahui secara pasti tentang penyair tersebut.

Ayah Shakespeare mungkin seorang pedagang. Dia menjadi anggota dewan kota dan juru sita di Stratford-upon-Avon, Inggris, dan Shakespeare dibaptis di kota itu pada 26 April 1564. Pada usia 18 tahun, Shakespeare menikah Anne Hathaway, dan pasangan itu memiliki seorang putri pada 1583 dan kembar pada 1585.

Beberapa waktu kemudian, Shakespeare berangkat ke London untuk menjadi seorang aktor dan di 1592 telah dikenal di dunia teater London, baik sebagai pemain dan penulis drama.

Awal drama yang dia ciptakan termasuk The Comedy of Errors dan The Taming dari Shrew yang ditulis pada awal 1590-an. Kemudian pada dasawarsa itu, ia menulis tragedi seperti Romeo dan Juliet (1594-1595) dan komedi termasuk The Merchant of Venice (1596-1597).

Karya terbesarnya ditulis setelah 1600, termasuk Hamlet (1600-1601), Othello (1604-1605), King Lear (1605-1606), dan Macbeth (1605-1606). Ia menjadi anggota kelompok teater populer King's Men. Kelompok ini dioperasikan Tetaer Globe yang terkenal di 1599.

Shakespeare akhirnya menjadi pemegang saham utama dalam rombongan teater itu dan memperoleh uang yang cukup membeli rumah besar di Stratford pada 1597. Dia kemudian pensiun ke Stratford pada 1610. Ia menulis drama terakhirnya, termasuk The Tempest (1611) dan The Winter Tale (1610-1611).

Ia telah menulis lebih dari 100 soneta, yang diterbitkan di 1609. Ada juga koleksi karya-karyanya yang diterbitkan setelah kematiannya. Pada 1623, dua anggota rombongan Shakespeare mengumpulkan drama dan mencetak apa yang sekarang disebut Folio Pertama (1623).

Meski telah membuat banyak karya fenomenal, beberapa ahli percaya drama tidak ditulis oleh Shakespeare, tetapi oleh beberapa penyair terdidik, hingga penulis aristokrat lain yang ingin tidak ingin namanya diketahui.

James Earl Ray yang merupakan pembunuh pemimpin aktivis hak-hak sipil non-kulit putih Martin Luther King, meninggal dunia di Amerika Serikat (AS) saat berusia 70 tahun pada 23 April 1998. Hingga akhir hayatnya, ia masih bersikukuh tidak bersalah.

Para pejabat di departemen penjara Tennessee mengatakan, ia meninggal di rumah sakit tempat ia dirawat karena penyakit hati. Dia sempat menjalani perawatan di rumah sakit beberapa kali dalam 15 bulan terakhir.

Dr King meninggal akibat luka tembakan saat dia berdiri di balkon Hotel Lorraine di Memphis pada 4 April 1968 silam. Pembunuhan itu memicu kerusuhan ras di lebih dari 100 kota.

Ray, seorang narapidana melarikan diri, ditangkap di London lebih dari setahun kemudian. Dia awalnya mengaku bersalah melakukan pembunuhan dan dijatuhi hukuman 99 tahun penjara. Tetapi tiga hari setelah hukuman penjara dimulai, ia menarik pengakuannya.

Keluarga King telah berkampanye untuk adanya penyelidikan pembunuhan karena berkeyakinan itu mungkin telah direncanakan oleh pejabat senior di Pemerintah AS. Keluarga King mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan kesedihan atas kematian Ray dan kembali menuntut agar penyelidikan dilakukan.

Acara yang memperingati pembunuhan Dr King di Memphis bulan lalu didominasi oleh perdebatan bahwa ada bukti baru konspirasi pemerintah untuk membunuhnya. Ray dikenal sangat membenci orang kulit hitam.

Bahkan saat menjalani hukuman di Missouri, ia menolak pindah ke sebuah penjara terbuka yang kondisinya lebih baik dengan alasan dia tidak bisa hidup dengan narapidana berkulit hitam.

 
Berita Terpopuler