Sejarah Hari Ini: AS Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Jerman

Guardian
Hitler dalam Perang Dunia I
Rep: Lida Puspaningtyas Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 3 Februari 1917, Presiden AS Woodrow Wilson berbicara selama dua jam sebelum sesi bersejarah Kongres yang mengumumkan AS memutus hubungan diplomatik dengan Jerman. Wilson mengumumkan bahwa pemerintahnya tak punya pilihan lain agar martabat dan kehormatan AS terjaga.

Dua hari sebelumnya, Kanselir Jerman, Theobald von Bethmann Hollwegg mengumumkan kebijakan Angkatan Laut Jerman terkait tak terbatasnya jumlah kapal selam perang. Wilson mengatakan perang akan berlangsung jika Jerman memberlakukan sebagai ancaman dan menenggelamkan kapal AS tanpa peringatakan.
Di hari yang sama, sebuah U-boat Jerman menenggelamkan kapal kargo AS Housatonic off di Scilly Island. Kapal Inggris menyelamatkan kru kapal namun seluruh kargo berisi gabah hilang.

Presiden AS ke-28, Woodrow Wilson meninggal di Washington DC pada usia 67 tahun. Tahun 1912, ia terpilih jadi presiden setelah sebelumnya menjabat guberur New Jersey. Ia mewakili Demokrat dan menang mengalahkan incumbent dari Republik, William Howard Taft dan kandidat partai Progresif, Theodore Roosevelt. 

Poin penting presiden Wilson di jabatan pertamanya adalah saat wabah Perang Dunia I dan upayanya untuk mencari perdamaian dan menetralisir AS. Pada 1916, ia terpilih kembal jadi Presiden dengan perolehan suara tipis dengan Charles Evans Hughes.
Ia dimakamkan di Cathedral National Washington. Artinya, ia juga jadi presiden pertama yang dimakamkan di ibukota nasional.

Pada 3 Februari 1994, Presiden AS Bill Clinton mengangkat embargo pada Vietnam yang sudah berusia 19 tahun. Embargo tersebut pertama kali diterapkan pada 1975 ketika pasukan Vietnam utara berhasil menduduki kota Saigon di Vietnam selatan selama perang Vietnam.

Presiden Clinton mengangkat embargo untuk meningkatkan upaya kerjasama antara AS dengan Vietnam. Clinton percaya bahwa meningkatkan hubungan bisnis dengan akan membawa keuntungan pada ekonomi kedua negara.
Amerika saat itu tertarik untuk melebarkan sayap bisnis di Asia. Vietnam menyambut baik hal tersebut. Meski demikian, upaya ini diprotes keras oleh veteran dan keluarga korban tewas perang.
Rakyat AS percaya bahwa bekerja sama dengan Vietnam berarti melecehkan kenangan mereka yang berjuang dan membela negara. Mereka juga tidak percaya pada warga Vietnam, seperti pemerintahnya yang memiliki kebiasaan memberi informasi salah pada pejabat AS.
Pada tahun 2000, enam tahun setelah mengangkat embargo, Clinton menjadi presiden AS pertama yang mengunjungi Vietnam sejak sebelum perang. "Sejarah yang kita tinggalkan sangat menyakitkan dan berat. Kita pasti tidak bisa melupakannya, tapi kita tiba boleh dikendalikan olehnya," kata dia.

 
Berita Terpopuler