Menyeruput dan Lihat Langsung Pengolahan Tradisional Kopi Luwak

Republika/Hazliansyah
Hewan luwak yang berada di agrowisata Bali Pulina
Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Selain dapat merasakan langsung sensasi menyeruput kopi Luwak yang terkenal di dunia, di Bali Pulina para penggemar kopi juga dapat melihat langsung proses pengolahan kopi luwak secara tradisional. Seperti apa?

Bersama rombongan Jelajah Gizi 2015-Sari Husada pada akhir kemarin, Republika.co.id berkesempatan melihat langsung proses pengolahan kopi luwak di lokasi agrowisata ini.

Purna, staf dari Bali Pulina mengatakan ada tiga bagian utama yang disuguhkan saat menyusuri eksotisme Kopi Luwak di Bali Pulina. Pertama adalah lokasi bagi Luwak/Musang ditempatkan.

Di bagian depan ada dua lokasi yang ditempati sekitar enam ekor luwak. Sementara empat lokasi lainnya ada di bagian dalam.

"Setiap ekor musang sedikitnya akan mengonsumsi 100 gram biji kopi per hari," ujar Purna.

Dengan indera penciumannya, Luwak akan memilih buah kopi yang matang optimal. Luwak lalu hanya akan mencerna kulit dan daging buah, sementara biji kopi yang masih dilindungi kulit keras tidak tercerna dan keluar bersama kotoran luwak. Biji kopi itu yang kemudian diambil untuk diolah.

"Kita juga memberi makanan buah-buahan seperti pisang dan pepaya. Karena luwak pada dasarnya mengonsumsi buah-buahan selain kopi. Hal ini juga untuk memperlancar pencernaan luwak," kata Purna.


Setelah melihat bagaimana luwak memilih buah kopi yang matang, selanjutnya kita akan dibawa ke tempat pengolahan. Sepanjang perjalanan menuju tmepat tersebut kita akan disuguhi pemandangan kebun kopi di sebelah kanan dan kiri. Mulai dari kopi arabica serta robusta.

"Pohon kopi di sini hanya sebagian kecil, karena yang lebih besar masih ada di atas," ujar Purna seraya menunjuk ke sisi kanan bukit.

Lokasi pengolahan kopi di Bali Pulina terlihat sederhana. Sebab pengolahan memang dilakukan secara tradisional. Tidak ada deru mesin giling atau alat modern lainnya yang digunakan.

Purna menjelaskan, dalam proses ini biji kopi dicuci hingga bersih. Pencucian bahkan dilakukan hingga lima kali. Setelahnya, biji kopi dijemur dibawah sinar matahari selama dua pekan hingga kandungan air mencapai 12 persen.

"Setelah kering baru kulit keras yang melindungi biji kopi dikupas," kata dia.

Biji kopi yang telah dikupas itulah yang kemudian ditumbuk menjadi bubuk kopi. Namun sebelumnya, biji kopi lebih dulu disangrai selama 45 menit di atas tungku dari tanah liat. Dengan sumber panas dari kayu bakar, aroma kopi yang tercium dari proses ini sudah menjadi sensasi tersendiri.

"Karena prosesnya tradisional, wanginya jadi sangat keluar," kata dia.

Tempat terakhir yang merupakan bagian utama tentunya menikmati sajian kopi luwak. Jika Anda membayangkan kopi hanya dinikmati dalam satu saung nan asri, Anda salah. Lebih dari itu, Anda dapat memilih deretan bangku serta meja kayu yang menghadap lembah hijau nan asri yang menawarkan pemandangan khas Bali.

Kekuatan kopi Luwak dengan suasana Bali yang asri tentu memberikan sensasi yang berkelas sekaligus menyegarkan.

Tertarik?

 
Berita Terpopuler