Pengunjung Paviliun Indonesia Hampir 4 Juta, Ini Alasannya

Republika/Erik PP
Upacara bendera 17 Agustus di Paviliun Indonesia, Milan Expo 2015 pada Senin (17/8).
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Ichsan Emrald dari Milan, Italia

MILAN -- Panggung Indonesia di pentas dunia, World Milan Expo semakin diminati khalayak khususnya warga Italia. Meski sempat mendapat cibiran dari warga Indonesia sendiri awal Mei lalu, namun ternyata pengunjung Paviliun Indonesia hampir dua kali lipat dari target semula dua juta orang.

"Hingga menjelang penutupan pukul 23.00 waktu Milan, 27 Oktober ini, pengunjung Indonesia mencapai lebih dari 3,7 juta pengunjung," tutur panitia di Paviliun Indonesia, Winny Cinthya, Selasa (27/10). Per hari, ucap dia, pengunjung yang datang bisa mencapai 40 ribu orang.

Hal ini berbanding terbalik dengan waktu awal pembukaan yaitu hanya dua ribu hingga empat ribu orang. Hingga kemudian, setelah Indonesia menampilkan berbagai atraksi budaya, pertunjukan seni dan pemecahan rekor Tumpeng tertinggi dan terbesar untuk Guiness World Records, pengunjung baik dari Italia maupun negara lainnya membludak.

Chief Operational Officer Paviliun Indonesia, Benardi Dharmawan menjelaskan sebenarnya target awal Ketua Koperasi Pelestari Budaya Nusantara (KPBN), almarhum Didi Petet untuk pengunjung Paviliun Indonesia adalah 2,5 juta pengunjung. Seiring semakin membludaknya pengunjung World Milan Expo 2015, pengunjung Paviliun Indonesia pun meningkat.

Ia pun mengaku membludaknya pengunjung di luar ekspetasi panitia dan pengurus Paviliun Indonesia. Cuma ia yakin ada beberapa hal yang mendorong masyarakat dunia, khususnya warga lokal datang ke Paviliun Indonesia.

Menurutnya Paviliun Indonesia menawarkan suasana yang berbeda. Alih-alih, memperkenalkan negara dengan teknologi maupun video, Indonesia benar-benar memperlihatkan kekayaan budaya dan rempah-rempah asli Indonesia.

Sebelumnya dalam Indonesia Coffee Week pengunjung bisa mencicipi beragam kopi asal Indonesia. "Disini kami menampilkan pertunjukan angklung dan pengunjung bisa memainkan sendiri. bahkan anda bisa mencicipi kemiri, pala dan cengkeh yang disediakan," tutur dia

Paviliun Indonesia, menurut dia, sama halnya dengan panggung-panggung negara lain juga menampilkan pagelaran seni budaya. Namun yang unik karena Indonesia kaya akan budaya, pengunjung senang bisa melihat bermacam pertunjukan yang ditampilkan, seperti seni tari.

Paviliun Indonesia, pada Selasa (27/10), menampilkan Tari Topeng Betawi yang dibawa Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Tak ayal, para pengunjung pun terpaku bahkan penontonnya hampir memenuhi setengah jalan. Sebelumnya Paviliun Indonesia menampilakn bermacam tari-tarian dan pertunjukan seni lainnya.

Benardi menambahkan, dukungan besar dari Presiden Inter Milan, Erick Thohir juga mendorong banyak pengunjung datang ke Paviliun Indonesia. Beberapa kali offisial dan pemain Inter Milan datang ke Paviliun Indonesia.

Nama-nama besar seperti pelatih Roberto Mancini dan mantan pemain Javier Zanetti, Francesco Toldo, Giuseppe Bergomi. Begitu juga para pemain Nerrazurri seperti Freddy Guarin, Jeison Murillo, Andrea Ranocchia dan beberapa pemain lainnya.

"Dukungan besar dari Presiden Inter, Erick Thohir sangat membantu Paviliun Indonesia. Makanya kami menampilkan lambang Inter Milan di spanduk kami," ucap dia.

Meski minim teknologi namun panggung Indonesia di mata dunia sangatlah tepat dengan tema World Expo Milano. Karena Paviliun Indonesia, memperlihatkan beragam rempah dan makanan khas Indonesia.

Malah kalau anda datang langsung ke Paviliun Indonesia, maka tema itu begitu terasa. Bagaimana tidak, bentuk bangunan Paviliun Indonesia terinspirasi oleh Bubu dan Lumbung. Bubu adalah alat penangkap ikan sementara lumbung tempat petani menyimpan padi.

Konsepnya pun sangat minim dari penggunaan energi yang besar. Paviliun banyak memiliki ruang atau sekat terbuka sehingga tak menggunakan banyak Air Conditioner (AC)

 
Berita Terpopuler