'Impor Barang Modal Positif, Pertumbuhan Tetap di Bawah 5 Persen'

Bank Indonesia
Rep: Iit Septyaningsih Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III masih di bawah lima persen, padahal impor barang modal sudah mulai positif.

Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listyanto mengatakan, kenaikan impor barang modal berkaitan dengan upaya mendongkrak belanja modal.

"Dalam siklus anggaran biasanya belanja modal baru terealisasi di triwulan empat, dengan indikasi barang modal naik karena upaya pembangunan infrastruktur," jelas Eko kepada Republika.co.id, Jumat, (11/9). Menurutnya, pembangunan infrastruktur membutuhkan banyak komponen, dan sebagian komponen itu masih impor.

Eko menjelaskan, dengan meningkatkanya impor barang modal, ada korelasinya dengan percepatan anggaran dan belanja modal.

"Impor yang besar mengurangi pertumbuhan ekonomi, tetapi kalau impor barang modal akan menjadi sesuatu kalau indikasinya ke arah infrastruktur government spending, sektor lainnya akan ikut meningkat," jelasnya.

Jadi dampak positifnya lebih besar dari negatifnya. "Perkiraan saya rasa begitu, itu kenapa pertumbuhan ekonominya dipresiksi di kisaran 4,8 persen sampai 4,9 persen," tutur Eko.

 
Berita Terpopuler