Hanung Diminta Jelaskan Filmnya ke Masyarakat

Republika
Hanung Bramantyo dan film Tanda Tanya yang menyulut kontroversi
Rep: Ratna Puspita/mg18 Red: Stevy Maradona

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua GP Ansor, Nusron Wahid, meminta Hanung menjelaskan ke masyarakat bahwa filmnya multitafsir. "(Penjelasan) itu agar masyarakat memahami pesan yang ingin disampaikan Hanung lewat film Tanda Tanya," kata Nusron pada Republika, Kamis.

GP Ansor merasa pencitraan Banser dalam film ini bias. Menurut Nusron, Banser dicitrakan biang rusuh dan sebagai pekerjaan. Padahal Banser selalu bersikap sopan dan dikerjakan dengan sukarela.

Sementara MUI menilai film Hanung menyerempet ke arah kesesatan. Lewat film Tanda Tanya, menurut MUI, Hanung menyampaikan pesan pluralisme. MUI sudah menganggap pluralisme tidak sesuai dengan ajaran Islam, karena menganggap semua agama di dunia sama.

Hanung bergeming menghadapi dua kritikan ini. Ia mengatakan tidak bisa memaksa persepsi tiap orang yang menonton filmnya. “Anda boleh menilai saya bodoh, atau jelek. Tetapi tidak bisa menyuruh saya berhenti bekerja,” sutradara film Sang Pencerah ini.

Hanung mengakui kredibilitas MUI sebagai wakil masyarakat. Apakah jera membuat film bertema agama? Hanung menjawab tidak. Ia menegaskan, MUI dan dirinya sama-sama memiliki tugasnya masing-masing.

 
Berita Terpopuler