Tuesday, 26 Zulhijjah 1445 / 02 July 2024

Tuesday, 26 Zulhijjah 1445 / 02 July 2024

MPR: Pancasila Bisa Hidup di Manapun

Rabu 17 Feb 2016 18:33 WIB

Red: Djibril Muhammad

Sekretaris Jenderal (Sekjen) MPR Ma'ruf Cahyono menerima Delegasi kerja sama Universitas Gajah Mada dan Universitas Nagoya Jepang.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) MPR Ma'ruf Cahyono menerima Delegasi kerja sama Universitas Gajah Mada dan Universitas Nagoya Jepang.

Foto: Dokumen MPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) MPR Ma'ruf Cahyono menerima Delegasi kerja sama Universitas Gajah Mada dan Universitas Nagoya Jepang. Pertemuan berlangsung di ruang Samithi 3, gedung Nusantara 5 kompleks MPR DPR dan DPD pada Rabu (17/2).

Kerja sama di antara Fakultas Hukum kedua Universitas tersebut sudah berlangsung selama tiga tahun. Tahun ini adalah tahun ke empat kerjasana kedua perguruan tinggi tersebut. Selain ke MPR, mereka juga akan mengunjungi lembaga negara lainnya, sebelum akhirnya ke Yogyakarta untuk mengikuti perkuliahan di sana.

Pada kesemapatan itu Ma'ruf memberi apresiasi dan berterima kasih atas kedatangan delegasi kerja sama UGM dan Nagoya. Ma'ruf mempersilakan anggota delegasi untuk berkeliling dan melihat dari dekat kondisi gedung MPR. Serta  mengambil gambar untuk dijadikan kenang-kenangan, dalam momen kunjungan tersebut.

Selain itu Ma'ruf berharap foto-foto yang diambil bisa disebarkan di Media sosial, untuk membantu memperkenalkan Indonesia di dunia Internsional, khususnya masyarakat Jepang.

Kepada anggota delegasi, Ma,ruf menarangkan Indonesia memiliki konstitusi yang mengatur segala bentuk  hubungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Konstitusi itu bernama Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945. Di dalam UUD NKRI Tahun 1945, terdapat ideologi dan dasar negara Pancasila.

Artinya UUD 1945 yang mengatur hubungan antara negara dengan rakyat, atau rakyat dengan rakyat, itu dijiwai ideologi Pancasila. Pancasila yang dijadikan dasar dan ideologi bangsa Indonesia diambil dari nilai-nilai sosial yang sudah sejak lama hidup dalam masyarakat.

Bahkan nilai-nilai itu sudah ada sejak jauh sebelum NKRI lahir. Oleh para pendiri bangsa, nilai-nilai itu diperas menjadi lima sila. Sila pertama soal Ketuhanan, sila kedua tentang kemanusiaan, sila ketiga persatuan, demokrasi dan yang terakhir adalah keadilan sosial.

"Kami sangat bangga dengan ideologi Pancasila. Meski ideologi tersebut milik bangsa Indonesia namun Pancasila merupakan ideologi terbuka yang bisa merespon perkembangan dunia", kata Ma'ruf menambahkan.

Karena itu Ma'ruf berharap delegasi dari Nagoya bisa memperkenalkan Indonesia dari sisi yang sangat penting, yaitu ideologi bangsa Indonesia. Karena Pancasila bersifat terbuka dan bisa menyesuaikan dengan kehidupan dinegara manapun.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler