Friday, 17 Syawwal 1445 / 26 April 2024

Friday, 17 Syawwal 1445 / 26 April 2024

MPR: Tujuan HMI Sejalan dengan Janji Kebangsaan

Jumat 31 Jul 2015 05:36 WIB

Rep: Issha Harruma/ Red: Damanhuri Zuhri

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Zulkifli Hasan

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Zulkifli Hasan

Foto: ROL/Fian Firatmaja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- MPR menggelar silaturahim bersama Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) dalam rangka Idul Fitri 1436 H di kompleks parlemen, Kamis (30/7) malam.

Silaturahim tersebut diharap dapat membuat anggota KAHMI, sebagai warga negara semakin peduli dengan segala permasalahan yang ada di bangsa dan negara Indonesia.

Ketua Presidium KAHMI sekaligus mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD mengatakan, sesuai dengan makna Idul Fitri yakni kembali ke fitri atau asal, rakyat juga harus mengembalikan Indonesia pada ideologi dan kesepakatan kerukunan sebagaimana tujuan kala didirikannya Indonesia.

Menurutnya, ideologi idealisme Indonesia yang berdasarkan Pancasila sudah final. Namun, dalam perjalanan bangsa, banyak gangguan yang membuat rakyat lupa dengan itu, seperti munculnya gejala radikalisme dan tak jelasnya penegakan hukum.

"Ada empat hal yang akan muncul kalau permasalahan bangsa tidak diselesaikan. Empat D, disorientasi, kita kemana tidak jelas, distrust, ketidakpercayaan publik, disobedience, pembangkangan publik, kemudian kalau masih belum teratasi akan terjadi disintegrasi. Kalau itu terjadi tidak ada yang bisa menyelamatkan lagi," jelasnya.

Oleh karena itu, Mahfud mengajak semua rakyat untuk kembali ke fitri. Sikap patriotisme, lanjutnya, adalah langkah yang sesungguhnya untuk menyelamatkan Indonesia. "Patriotisme ini tidak semua berani melakukan langkah-langkah untuk kembali ke asal, ke fitri," ujarnya.

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan, KAHMI ada karena HMI. HMI disebut Zulkifli mempunyai tujuan untuk mempertahankan NKRI dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia. "Dengan demikian tujuan HMI sejalan dengan janji-janji kebangsaan kita," ujar Zulkifli.

Senada dengan Mahfud, Zulkifli mengakui bangsa ini sedang mengalami kegaduhan dan tidak ada koordinasi yang baik alias jalan sendiri-sendiri. Ia mencontohkan, salah satunya adalah kabinet dalam pemerintahan. Saat bertemu dengan Presiden Jokowi, ia menyampaikan kurangnya koordinasi di pemerintahan.

Politikus PAN itu mengkritik jabatan menteri sekarang lebih banyak karena alasan kedekatan sehingga menteri jalan sendiri-sendiri. Ini berbeda dengan masa pemerintahan yang lalu, seorang dipilih berdasarkan keahlian dan profesional.

"Jadi bidang ekonomi dan polhukam tidak berjalan dengan baik karena berdasarkan kedekatan. Jalan sendiri-sendiri dan pada akhirnya tujuan bangsa, negara tidak akan tercapai," ujarnya.

Meski begitu, ia berharap Presiden Jokowi sukses bekerja agar rakyat makmur dan sejahtera. "Saya pikir tak ada yang mengharapkan pemerintah gagal," kata Zulkifli.

Zukifli meminta semua pihak bahu membahu merealisasikan janji kebangsaan seperti tujuan lahirnya HMI, yakni mempertahankan NKRI dan meninggikan derajat kehidupan rakyat serta mencerdaskan bangsa. "Kalau ini tidak diwujudkan, lahirlah kegaduhan dan empat D yang disebut Pak Mahfud tadi," ujarnya.

Hadir pula dalam silaturahim MPR-KAHMI tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Dewan Penasihat KAHMI Akbar Tandjung serta ratusan anggota KAHMI.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler