Jumat 19 Apr 2024 16:13 WIB

ISI Padang Panjang lestarikan Silek Galombang Duobaleh

Silek Galombang Duobaleh dilestarikan melalui seni.

Silek Minangkabau
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Silek Minangkabau

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PANJANG -- Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, Sumatera Barat, melestarikan Silek Galombang Duobaleh melalui pertunjukan kesenian bertajuk "Merawat Silek Galombang Duobaleh Pitalah Bungo Tanjung".

"Pertunjukan seni bela diri ini diselenggarakan untuk mengapresiasi kekayaan budaya di Minangkabau, memperkuat serta menjaga eksistensi Silek Galombang Duobaleh Pitalah," kata Ketua Pelaksana Kegiatan yang juga mahasiswa ISI Padang Panjang Maksalmina di Padang, Jumat.

Baca Juga

Menurut dia, kegiatan seni bela diri asli Minangkabau tersebut akan diselenggarakan pada 25-26 Mei 2024 di Nagari (Desa) Pitalah Bungo Tanjuang, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar atau tempat silat itu lahir dan berkembang.

Selain mempererat tali persaudaraan antarmahasiswa pascasarjana dan mengaplikasikan mata kuliah, kata dia, kegiatan itu sekaligus upaya mengapresiasi kekayaan budaya di Minangkabau, termasuk memperkuat eksistensi Silek Galombang Duobaleh Pitalah.

Ia mengatakan pertunjukan seni bela diri itu merupakan salah satu langkah positif bagi generasi muda untuk mengenal lebih jauh serta menumbuhkan kecintaan terhadap warisan para pendahulu.

Kegiatan tersebut akan menampilkan pertunjukan Silek Galombang Duobaleh Pitalah, tari kreasi Galombang Duobaleh, pameran kostum silak hingga workshop yang menghadirkan narasumber yang paham tentang sejarah atau asal usul Silek Galombang Duobaleh Pitalah.

Ia menjelaskan Silek Galombang Duobaleh merupakan kesenian tradisional yang lahir dan berkembang di tengah masyarakat Nagari Pitalah di Kabupaten Tanah Datar. Bela diri ini menyajikan komposisi gerak pencak silat yang dibawakan kelompok pemain sebanyak 12 orang.

"Silek Galombang Duobaleh menjadi salah satu bukti kekayaan budaya Minangkabau yang perlu dilestarikan," ujar dia.

Menurut dia, pertunjukan seni itu lahir dari upaya pemeliharaan fisik, latihan berkelanjutan, penghormatan terhadap tradisi, promosi komunitas, konservasi sejarah dan budaya.

"Kita ingin memastikan Silek Galombang 12 Pitalah Bungo Tanjung tetap lestari. Warisan ini diharapkan terus berkembang dan tetap menjadi bagian yang hidup dari kekayaan budaya Minangkabau," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement