Senin 08 Jan 2024 21:50 WIB

Banjir 1 Meter, Taman Wisata Alam Buluh Cina Riau Ditutup

Sejumlah gajah yang berada di Taman Wisata Alam Bulun Cina sudah dievakuasi.

Balai Besar Konservasi Sumber Data Alam (BBKSDA) Riau menutup sementara Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina di Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau (ilustrasi).
Foto: VOA
Balai Besar Konservasi Sumber Data Alam (BBKSDA) Riau menutup sementara Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina di Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Balai Besar Konservasi Sumber Data Alam (BBKSDA) Riau menutup sementara Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina di Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, untuk umum karena banjir akibat luapan Sungai Kampar dalam dua pekan belakangan. Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau Andri Hansen Siregar di Pekanbaru, Senin (8/1/2024), menjelaskan ketinggian banjir di lokasi melebihi 1 meter. Lantaran kondisi ini, dua gajah latih di TWA Buluh Cina ditempatkan ke lokasi yang lebih tinggi.

"Dua ekor gajah yang menjadi maskot di sana dalam kondisi aman dan kami tempatkan pada lokasi yang lebih tinggi," kata Hansen.

Baca Juga

Ia memastikan suplai makanan untuk satwa berbadan tambun tersebut tetap diberikan saat pagi dan sore hari. Makanan untuk gajah itu diberikan melalui perahu, karena akses yang sebagian besar sudah terendam banjir.

"Untuk asupan pakan, kami berikan dengan menggunakan perahu sehingga kondisi gajah masih dalam kondisi sehat," lanjutnya.

Dua ekor gajah tersebut bernama Robin berjenis kelamin jantan dengan umur 35 tahun, dan Ngatini yang berjenis kelamin betina berusia 25 tahun. Kedua gajah tetap dalam pengawasan dua orang mahout (pawang gajah) dan beberapa teman lainnya yang memang bertugas mengurus gajah.

"TWA Buluh Cina akan ditutup sementara dan akan dibuka kembali untuk kunjungan masyarakat saat genangan air telah surut," ujarnya.

Hujan lebat dengan intensitas tinggi yang berlangsung dalam beberapa waktu terakhir menyebabkan sebagian Kabupaten Kampar terendam banjir. Kondisi itu kian diperparah dengan meningkatnya debit air bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang hingga memaksa pihak terkait membuka pintu bendungan.

Akibatnya sejumlah sungai yang membelah berbagai desa di wilayah tersebut meluap dan merendam pemukiman masyarakat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar pun telah menetapkan status tanggap darurat bencana lantaran hampir seluruh kecamatan di daerah itu terdampak banjir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement